20 Tahun Tak Bangun Kilang, Impor Minyak RI Makin Banyak

Jakarta -Indonesia sudah lama tidak membangun kilang minyak, terakhir kali kilang dibangun pada 1994 atau 20 tahun lalu yakni Kilang Balongan. Akibatnya impor minyak tinggi. Pada Maret 2014, impor hasil minyak (Bahan Bakar Minyak/BBM) tercatat mencapai US$ 2,3 miliar.

Angka tersebut naik 11,51% atau US$ 3 juta dibandingkan dengan Februari 2014 yang mencapai US$ 2 miliar.


"Impor minyak masih cukup tinggi, terutama pada sisi hasil minyak. Karena memang belum ada kilang yang baru, jadi masih impor besar saja," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di kantornya, Jakarta, Jumat (2/5/2014).


Hasil minyak terdiri dari BBM kendaraan bermotor, bahan bakar pesawat (avtur) dan bahan bakar diesel (solar). Namun untuk porsi yang paling besar adalah BBM untuk kendaraan bermotor.


Secara akumulasi Januari-Maret 2014, impor hasil minyak mencapai US$ 6,7 miliar. Sedikit lebih rendah 7,24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 sebesar US$ 7,3 miliar.


"Tapi tetap saja, selama belum ada kilang yang dibangun, tetap masih akan tinggi impornya," ujar Suryamin.


Selain hasil minyak, juga ada impor jenis minyak mentah. Bulan Maret impornya mencapai US$ 1,7 miliar atau naik 33,63% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,2 miliar.


Akumulasi Januari-Maret, impor minyak mentah US$ 4 miliar atau naik 4,06% dari periode yang sama tahun lalu, sebesar US$ 3,8 miliar.


(mkl/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!