Subsidi BBM Rp 200 Triliun Lebih, Tapi Angkutan Umum Bobrok dan Bau

Jakarta -Tahun lalu, anggaran subsidi BBM mencapai Rp 200 triliun lebih, bahkan di atas Rp 220 triliun. Sebanyak 93% subsidi ini dinikmati oleh kendaraan pribadi, tak heran macet bertambah. Sebaliknya kondisi angkutan umum memprihatinkan.

Pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, anggaran subsidi BBM ini terbuang percuma. Harusnya pemerintah mengalihkannya untuk membuat sarana angkutan umum yang berkualitas.


"Di 2013 itu, subsidi BBM kita Rp 250 triliun, terbesar yang konsumsi itu kendaraan pribadi mencapai 93%. Rinciannya, 40% motor, 53% mobil pribadi. Kalau dirupiahkan bisa Rp 227 triliun. Itu Rp 227 triliun terbuang percuma," kata Djoko saat dihubungi detikFinance, Sabtu (3/5/2014).


Padahal, kata Djoko, anggaran itu lebih bermanfaat untuk memberikan subsidi perawatan dan operasional angkutan umum.


"Kalau untuk subsidi angkutan umum yang berkualitas kan malah lebih berguna. Sekarang angkutan umum kita itu bentuknya sudah seperti angkutan ternak, fisik sudah bobrok, baunya tidak karu-karuan," kata dia.


Djoko pun memandang, subsidi BBM yang terus-terusan digelontorkan pemerintah salah sasaran, karena konsumsi BBM subsidi oleh angkutan umum baru mencapai 3%.


Oleh karena itu, kata Djoko, pemerintah dapat membataskan penggunaan BBM bersubsidi hanya untuk angkutan umum yang berbadan hukum.


"Subsidi BBM hanya diberikan bagi angkutan umum berbadan hukum dan angkutan barang berplat kuning untuk mencegah menggelembungnya subsidi BBM yang tidak adil dan salah sasaran. Setidaknya 25% subsidi energi yang menggerogoti APBN dapat berkurang, dan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur transportasi di pedesaan, kawasan perbatasan, kepulauan, pedalaman," tuturnya.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!