Konflik Ukraina Memanas, Wall Street 'Merah' di Akhir Pekan

New York -Indeks-indeks saham di bursa Wall Street AS berakhir negatif, karena tensi konflik di Ukraina memanas, pasca pengambilalihan Crimea dari Rusia. Meskipun data tenaga kerja di AS menguat.

Pada perdagangan Jumat (2/5/2014), indeks Dow Jones Industrial Average turun 45,98 poin (0,28%) ke level 16.512,89. Indeks Nadaq turun 3,55 poin (0,09%) ke level 4.123,9. Sementara indeks S&P 500 turun 2,54 poin (0,13%) ke level 1.881,14.


Saham-saham sempat naik setelah Departemen Pekerjaan mengumumkan perekonomian AS di April 2014 menciptakan 288 ribu lapangan kerja. Di atas proyeksi para analis yang memperkirakan hanya 210 ribu lapangan kerja.


Namun, pemberitaan soal pergolakan di Ukraina, di mana Rusia memberikan peringatan kepada Ukraina akan adanya perlawanan keras, kecuali Ukraina menghentikan operasi militernya melawan pihak-pihak pro Rusia di negara tersebut,


Krisis ini meluas ke wilayah selatan ODessa, di mana 38 orang meninggak karena sebuah serangan antara miltan pro Rusia dan pro Ukraina.


Presiden AS Barack Obama berbicara di Gedung Putih setelah pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Obama mengancam akan memberikan sanksi keras bila Rusia tidak menghentikan serangan.


"Masalah Ukraina terus terjadi, dan sepertinya ini tidak akan selesai dalam waktu cepat," ujar Analis Saham Brent Schutte dilansir dari AFP, Sabtu (3/5/2014).


Para investor saham khawatir krisis di Ukraina meluas. Sehingga saat ini menjadi sentimen negatif di pasar saham.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!