Ekspor ke Tiongkok Melonjak, Neraca Perdagangan RI Surplus

Jakarta -Neraca perdagangan Maret 2014 mengalami surplus US$ 673,2 juta. Ekspor tercatat US$ 15,21 miliar, lebih besar dibandingkan impor yang US$ 14,54 miliar.

Sementara akumulasi Januari-Maret 2014, neraca perdagangan juga surplus US$ 1,07 miliar, dengan ekspor US$ 44,32 miliar dan impor US$ 43,25 miliar.


"Surplus itu sebenarnya tren yang baik, sama dengan Februari. Jadi gambaran membaik dua bulan berturut-turut," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin pada konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (2/5/2014).


Nilai ekspor Maret tumbuh 3,95% dibandingkan Februari. Komponen migas turun 3,24%, dari US$ 2,73 miliar menjadi US$ 2,64 miliar. Sementara non migas naik 5,59% dari US$ 11,9 miliar menjadi US$ 12,57 miliar.


Namun secara kumulatif, ekspor masih melambat 2,42% secara year on year (yoy).


Ekspor non migas masih didominasi oleh bahan bakar mineral sebesar US$ 5,63 miliar dan lemak serta minyak hewan/nabati US$ 5,29 miliar. Pangsa ekspor non migas pun masih didominasi negara-negara tradisional. Seperti Tiongkok US$ 4,93 miliar, Amerika Serikat US$ 3,83 miliar, Jepang US$ 3,57 miliar, ASEAN US$ 7,08 miliar, dan Uni Eropa US$ 4,16 miliar.


Peningkatan ekspor paling tinggi terjadi di Tiongkok untuk beberapa komoditas. Di antaranya lemak dan minyak hewan/nabati naik 35,09%, bahan kimia naik 104,79%, dan bahan kertas naik 8,81%.Next


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!