Perbankan di RI Kebanyakan, OJK: Lebih Baik Sedikit Tapi Asetnya Besar

Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan untuk melakukan konsolidasi. Otoritas menilai jumlah bank di Indonesia saat ini sudah terlalu banyak.

Pejabat Pelaksana Harian Direktur Komunikasi OJK Triyono menyebutkan, dengan konsolidasi bank-bank yang ada di Indonesia sangat memungkinkan untuk bisa tumbuh lebih tinggi. Ini akan mendorong perbankan nasional mampu berhadapan dengan bank-bank asing dalam menghadapi era perdagangan bebas.


"Kalau perbankan kita jumlahnya lebih sedikit tapi asetnya lebih besar, itu lebih baik. Namun itu nggak mudah, kita lihat dulu arahnya," kata Triyono saat diskusi bersama media soal pengawasan perbankan di Gedung OJK, Jl Wahidin, Jakarta, Jumat (2/5/2014).


Triyono menambahkan, konsolidasi dilakukan tak lain karena untuk meningkatkan kekuatan perbankan domestik agar tak tergerus oleh asing.


"Konsolidasi ini ada beberapa kepentingan yang kita perjuangkan yaitu pasar domestik karena pasar kita sangat menarik bagi asing. Sementara kita di luar tidak mudah, ada proses negosiasi. Kita tidak bisa mengakomodasi perjanjian bilateral, kalau ASEAN biasanya perjanjian multilateral," jelas dia.


Terkait konsolidasi perbankan, OJK kembali mengomentari soal rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).


"OJK sikapnya wait and see. Bahwa OJK sangat pro terhadap konsolidasi, ini tidak hanya soal BTN-Mandiri tapi kita bicara industri keuangan. Kita menuju konsolidasi, industri seharusnya terkonsolidasi," papar Triyono.Next


(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!