Bakal Tutup Pabrik, Sampoerna Disarankan Ekspor Rokok

Jakarta -Produsen rokok PT HM Sampoerna Tbk akan menutup 2 pabrik dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 4.900 karyawannya karena volume penjualan rokok sigaret kretek tangan (SKT) menurun. Pemerintah menyarankan produk rokok SKT digenjot ekspornya agar menekan risiko PHK massal.

Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menjelaskan pasar produk SKT di dalam negeri menurun sejak 3 tahun lalu.


"Tahun lalu turunnya 20%, tahun ini lebih besar, maka sekarang menyetop SKT, tapi SKM berjalan," kata Hidayat usai membuka Pameran Makanan dan Minuman di Plasa Kementerian Perindustrian, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (20/5/2014).


Hidayat mengatakan, hal itu terjadi pada produsen-produsen rokok SKT yang menggantungkan penjualannya di dalam negeri. Saat ini, pangsa pasar rokok SKT masih fokus di dalam negeri.


Ia mengharapkan produsen rokok lokal seperti Sampoerna, Djarum, Gudang Garam dan lain-lain bisa lebih ekspansif untuk menjual produknya ke luar negeri, sehingga keberlangsungan industri tetap terjaga.


"Saya anjurkan cari market untuk ekspor. Djarum sekarang sedang buat produk baru setelah dispute sama Amerika soal cengkeh, dia menang, tapi belum dilaksanakan oleh pemerintah Amerika. Dia buat diversifikasi produk, ada cengkehnya tapi," jelas Hidayat.


Seperti diketahui, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) akan menghentikan kegiatan produksi pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang berlokasi di Jember dan Lumajang per 31 Mei 2014. Sebanyak 4.900 karyawan terkena PHK.


(zul/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!