Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta, Sama-sama Dukung Ekonomi Kerakyatan

Jakarta -Institute for Development of Economics and Finance (Indef) berpandangan visi-misi yang telah disampaikan masing-masing calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) baik Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dan Prabowo-Hatta Rajasa memberikan sedikit gambaran bagaimana rencana kerja ke depan.

Namun, hal ini masih perlu dicermati seberapa jauh mereka merealisasikan apa yang akan menjadi program mereka.


"Secara keseluruhan platform yang sudah resmi disampaikan, kita tidak bisa memastikan bisa direalisasikan saat menjabat tapi minimal ini sebagai referensi masyarakat terhadap calon pemimpinnya, yang penting bagaimana konsistensi dan konkretnya," ujar Direktur Indef Enny Sri Hartati dalam acara diskusi dwibulanan INDEF dengan Tema "Menyoal Ektifitas APBNP 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi," di Park Royal Apartment, Jakarta, Selasa (20/5/2014).


Melalui visi-misi yang disampaikan, Enny mengungkapkan, kedua pasangan capres dan cawapres harus bisa meyakinkan masyarakat atas program-program yang telah dibentuk.


"Nanti ada di debat capres dan kampanye, kita minta benar-benar mereka mengkompetisikan platform yang riil, misal pengangguran solusi mereka apa. Seperti Obama dan lawannya, publik bisa melihat oh lebih meyakinkan programnya Obama atau lawannya," kata dia.


Namun, Enny menilai, kedua pasangan capres dan cawapres ini memiliki program yang hampir sama yaitu mengusung ekonomi kerakyatan. Hal ini menjadi hal menarik untuk bisa berlomba-lomba menarik simpati masyarakat.


"Ini dua-duanya mengusung ekonomi kerakyatan, nah nanti kita lihat bagaimana nanti mekanismenya, pertanggung jawabannya, sistemnya," jelas Enny.


Enny menambahkan, harapan masyarakat saat ini sangat bergantung pada program-program yang bakal direalisasikan para calon pemimpin ini. Sederhananya, masyarakat hanya menginginkan kehidupan dan pekerjaan yang layak.


"Keinginan masyarakat sederhana sekali, bagaimana mereka bisa berdagang dengan aman dan dapat keuntungan dan makan sehari 3 kali, mampu menjaga stabilitas ekonomo, iklim usaha yang kondusif, bukan pasar yang sudah dikuasai kartel, tentu mereka ingin penghidupan yang layak, dapat kerjaan layak," cetusnya.


(drk/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!