Kekurangan Rumah di Indonesia Membengkak Hingga 21,6 Juta Unit di 2030

Jakarta -Total kebutuhan rumah hingga 2030 diperkirakan mencapai 29,6 juta unit. Jika asumsi pasokan perumahan rata-rata sebanyak 400 ribu unit per tahun, maka diperkirakan pada 2030 pasokan rumah baru sebanyak 8 juta unit atau hanya 27% dari kebutuhan.

Dengan pasokan terbatas maka pada 2030 diperkirakan masih akan terjadi kekurangan pasokan perumahan (backlog) yang mencapai 21,6 juta unit, dari posisi saat ini sekitar 15 juta unit.


Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi mengatakan, perbankan belum dapat menutupi kebutuhan perumahan tersebut. Sebab, kapasitas KPR saat ini sekitar Rp 100 triliun (30%), kebutuhan total pembiayaan KPR untuk menutupi kekurangan pasokan perumahan mencapai Rp 326 triliun.


Ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni perlu kerjasama berbagai pihak, termasuk perbankan dan lembaga-lembaga lainnya. Misalnya pihaknya bersama Habitat for Humanity Indonesia membangun rumah layak huni bagi masyarakat pra sejahtera di Mauk, Kabupaten Tangerang.


Sebanyak 26 unit rumah senilai total Rp784,5 juta itu dibangun dengan melibatkan manajemen dan pegawai Bank Mandiri sejak Jumat (16/5) hingga Minggu (18/5).


“Kerjasama yang kami lakukan dengan Habitat ini merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan rumah yang besar itu. Mudah-mudahan, dengan semakin banyak kerjasama yang dilakukan, maka akan semakin banyak pula masyarakat Indonesia yang dapat memiliki rumah layak huni untuk ditinggali,” ujar Riswinandi dalan keterangan tertulisnya, Minggu (18/5/2014)


Rumah-rumah layak huni itu dibangun di dusun Tanjung Kait, desa Tanjung Anom Kecamatan mauk yang terletak di bagian utara Kabupaten Tangerang. Masyarakat desa ini secara umum masih hidup di bawah garis kemiskinan dengan mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan atau bekerja di industri perikanan.Next


(hen/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!