Pengusaha Klaim Tarif Listrik di Malaysia Lebih Murah daripada RI

Jakarta -Para pengusaha tetap tidak menerima kenaikan tarif listrik industri dan bisnis yang diberlakukan pemerintah. Apalagi tarif listrik yang baru tersebut ternyata diklaim lebih mahal dibandingkan dengan tarif di negara lain seperti di Malaysia.

"Tarif listrik kita itu lebih mahal dibandingkan Malaysia. Kalau tidak percaya silahkan cek di situs TNB (Tenaga Nasional Berhad/PLN Malaysia)," kata Ketua Umum Asosiaisi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa kepada detikFinance, Minggu (4/5/2014).


Handaka mengungkapkan, jika tarif listrik Indonesia dibiarkan lebih mahal maka akan membuat produk-produk dalam negeri sulit bersaing di pasar internasional.


"Apalagi sebentar lagi masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN, kita makin sulit, barang-barang Malaysia, Singapura apalagi China jauh lebih murah, bahkan kita makin diserbu produk impor," ungkapnya.


Ia menambahkan, apalagi pemerintah saat ini menerapkan kenaikan tarif listrik adjustment (penyesuaian), di mana akan terjadi naik-turun tarif listrik tiap bulan tergantung nilai tukar rupiah (kurs) dan harga minyak/ICP (Indonesia Crude Price).


"Apalagi kita kena tarif adjustment, masa tiap bulan listrik bisa naik bisa juga turun, ini kan tidak akan kepastian berbisnis, bagaimana kita mau atur bisnis kita sama penyewa tenant kalau listriknya saja tidak tentu," tuturnya.


Seperti diketahui, Pemerintah telah memberlakukan kenaikan tarif listrik baru khususnya untuk industri untuk golongan I-3 khusus perusahaan go public (terbuka) dan golongan I-4.


Pemerintah juga menerapkan tarif adjustment untuk golongan R-3/TR, untuk Rumah Tangga besar, dengan daya 6600 VA ke atas, P-1/TR, untuk Kantor Pemerintah skala menengah, dengan daya 6600 VA sd 200 kVA, B-2/TR , untuk Bisnis skala menengah, dengan daya 6600 VA sd 200 kVA, dan B-3/TM, untuk Bisnis skala besar, dengan daya di atas 200 kVA.


Untuk tarif listrik industri di Malaysia sendiri berdasarkan situs resmi TNB dikenaikan mulai US$ 17,50 sen/kWh-US$ 35,50 sen/kWh atau sekitar Rp 1.750-3.550/Kwh


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!