Petani Singkong Curhat Sulit Dapat Kredit Bank

Jakarta -Para Petani singkong punya banyak harapan kepada presiden baru. Ada beberapa harapan mereka, mulai dari kepentingan produksi hingga permodalan dari perbankan.

"Kita ingin usulkan kepada presiden baru nantinya membentuk perbankan khusus pertanian. Sehingga petani singkong bisa mudah mendapatkan pinjaman dan menggenjot produksi singkong. Jadi ini harus diwujudkan," ungkap Ketua Budidaya Singkong Himpunan Asosiasi Industri Singkong Indonesia John Waas kepada detikFinance, Kamis (15/05/2014).


Menurut Waas, saat ini akses petani singkong mendapatkan pinjaman modal dari perbankan kurang dari 1%. Sulitnya perbankan memberikan pinjaman modal kepada petani singkong disebabkan adanya anggapan petani singkong yang dekat dengan kemiskinan.


Waas menambahkan saat ini rata-rata produktivitas singkong di dalam negeri cukup rendah yaitu hanya 2 kg/pohon. Sementara petani singkong Nigeria mampu menghasilkan 5 kg singkong dari setiap pohon.


"Bank mana yang mau keluarkan kredit untuk petani singkong? Petani singkong butuh modal hingga Rp 35 juta untuk meningkatkan produksinya. Dengan uang Rp 9 juta apakah bisa meningkatkan produksi singkong dari 2 kg/pohon menjadi 10 kg/pohon," imbuhnya.


Sementara itu dilihat dari kualitas, singkong Indonesia belum cukup untuk bisa bersaing dengan produksi singkong dari Nigeria atau Thailand. Rendahnya kualitas singkong Indonesia juga berpengaruh terhadap harga jual. Misalnya harga gaplek ekspor (singkong olahan dasar) dalam negeri hanya Rp 2.100/kg atau Rp 2,1 juta/ton. Sedangkan harga gaplek Thailand dan Nigeria jauh lebih tinggi yaitu US$ 2.300/ton atau Rp 23.000/kg.


Di dalam negeri sendiri, menurut data Kementerian Pertanian, harga singkong di tingkat grosir dari tahun ke tahun memang mengalami peningkatan tapi terbilang cukup rendah. Di tahun 2013 harga singkong Rp 1.466/kg, tahun 2012 Rp 1.319/kg, tahun 2011 Rp 1.306/kg, tahun 2010 Rp 695/kg, dan di tahun 2009 Rp 499/kg.


"Mungkin sejak dulu, petani singkong sudah teriak tetapi tidak ada yang mendengar. Kalau presiden baru apakah bisa mengangkat harga singkong di tingkat petani bisa naik? Saya pikir tidak akan naik kalau pemerintahnya baru hanya akan menyusun konsep baru tanpa adanya praktik. Sudah bertahun-tahun kita hanya punya banyak konsep. Mengapa Nigeria menjadi nomor satu produsen singkong di dunia? karena pemerintahnya peduli," jelasnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!