RI Produsen Minyak Atsiri Terbesar Dunia, Tapi Singapura yang Diuntungkan

Bogor -Indonesia adalah produsen minyak atsiri nilam terbesar di dunia. Tetapi, justru keuntungan penjualan minyak atsiri selama ini dinikmati oleh Singapura. Apa penyebabnya?

Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo menjelaskan, saat ini Indonesia masih mengandalkan Singapura sebagai negara tujuan ekspor produk minyak atsiri nilam. Hasilnya, Singapura mematok harga yang cukup rendah, padahal minyak atsiri nilam asal Indonesia diolah kembali menjadi produk yang bernilai tambah oleh Singapura, untuk dijadikan parfum dan industri farmasi.


"Jadi 90% produksi minyak atisiri nilam dunia ada di Indonesia. Tetapi sayangnya yang menikmati justru Singapura. Karena yang jual, yang olah itu Singapura," kata Djoko saat berdiskusi dengan tema 'Mencari Pemimpin yang Pro Pertanian' di Hotel Amaroossa, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/5/2014).


Menurut Djoko, harga beli tertinggi minyak atsiri nilam Indonesia oleh Singapura Rp 2 juta/kg, sedangkan harga beli terendah Rp 200 ribu/kg.


Prospek bisnis minyak atsiri nilam yang digunakan sebagai bahan baku industri wangi-wangian (parfum) itu dinilai cukup cerah, karena bahan baku tersebut tersedia cukup banyak di Indonesia. Tetapi, karena Indonesia masih mengandalkan Singapura sebagai pasar ekspor, maka harga minyak atsiri nilam tidak dapat bergerak lebih dari Rp 2 juta/kg.


"Sebagai trader, Singapura bahkan sudah mempunyai stok minyak atsiri nilam untuk 4-5 bulan ke depan," imbuhnya.


Djoko mengimbau agar para produsen minyak atsiri nilam di dalam negeri melihat peluang ekspor ke negara lain salah satunya Swiss. Alasannya, Swiss masih sangat banyak membutuhkan produk-produk yang dihasilkan Indonesia, seperti minyak atsiri nilan dan CPO (crude Palm Oil).


"Saya berangkat ke Swiss pada bulan Maret tahun 2010 dan membuat kajian komoditas ekspor apa yang diperlukan cukup besar negara Swiss. Hasilnya Swiss butuh minyak atsiri dan CPO. Saya cari masyarakat minyak atsiri (produsen) itu susahnya minta ampun. Di Swiss itu ada 4 buyer terbesar minyak atsiri," sebutnya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!