Jokowi Pernah Kumpul Bersama 10 Perusahaan Pengelola Aset Terbesar

Jakarta -Calon Presiden Republik Indonesia (RI) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) sudah pernah membocorkan kebijakan ekonominya jika terpilih sebagai presiden ke hadapan 10 asset management funds alias perusahaan pengelola aset terbesar di Indonesia.

Acara tersebut difasilitasi perusahaan investasi CLSA pada Selasa pekan ini. Pada pertemuan yang berlangsung tertutup itu mantan Wali Kota Solo tersebut memberi bocoran atas kebijakan-kebijakan ekonominya jika terpilih sebagai Presiden RI.


"Kunci dari kebijakannya adalah market-friendly dengan fokus meningkatkan kesejahteraan buruh melalui pendidikan, reformasi birokrasi, konstruksi infrastruktur, dan menambah investasi di bidang energi," kata perusahaan investasi CLSA sebagai penyelenggara acara tersebut, seperti dikutip Reuters, Jumat (16/5/2014).


Sayangnya, salah satu petinggi CLSA menolak membeberkan 10 perusahaan pengelola aset yang mengikuti acara tersebut. Namun CLSA membocorkan ada satu poin penting.


Penting yang disampaikan Jokowi dalam acara itu adalah penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) secara bertahap selama empat sampai lima tahun ke depan.


Jokowi optimistis dihapusnya BBM subsidi itu akan membuat negara hemat Rp 300 triliun per tahun. Dana sebesar itu akan dialihkan untuk dipakai membangun jalan, pelabuhan, dan bandara


CLSA menilai, ada beberapa emiten yang bisa mendapat keuntungan dari kebijakan Jokowi ini, antara lain operator jalan tol PT Jasa Marga (JSMR), perusahan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), dan perusahaan konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).


Selain itu, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Elnusa (ELSA), dan PT Wintermar Offshore Marine (WINS) juga akan mendapat keuntungan dari kebijakan Jokowi.


(ang/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!