RI Masih Rajin Impor Cabai

Jakarta -Indonesia ternyata masih rutin mengimpor cabai. Mulai dari cabai jenis awet sementara hingga cabai kering tumbuk. Untuk dua jenis cabai ini, impornya melonjak pada Maret 2014.

Cabai awet sementara diimpor sebanyak 430 ton atau senilai US$ 509 ribu. Jauh lebih tinggi dibandingkan Februari yang 'hanya' 213 ton atau US$ 211 ribu.


Secara akumulasi (Januari - Maret), impor cabai awet sementara mencapai 1.206 ton atau US$ 1,3 juta.


Negara asal impor cabai memang tidak terlalu banyak. Paling besar Thailand 280 ton atau US$ 257 ribu, Tiongkok 26,8 ton atau US$ 33 ribu, dan Malaysia 123 ton atau US$ 218 ribu.


Demikianlah data laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikFinance, Senin (5/5/2014).


Sementara untuk cabai kering tumbuk, impornya pada Maret mencapai 2.169 ton atau US$ 2,5 juta. Secara volume naik 592 ton dari Februari yang sebesar 1.577 ton atau US$ 1,9 juta.


Akumulasi impor dalam tiga bulan adalah 4.896 ton atau US$ 6,03 juta.


Cabai kering tumbuk paling banyak didatangkan dari India, yaitu 1.726 ton atau US$ 2 juta. Disusul Tiongkok 342 ton atau US$ 345 ribu, Thailand 4,3 ton atau US$ 36 ribu, Korea Selatan 38 ton atau US$ 47 ribu, Malaysia 36 ton atau US$ 26 ribu, dan negara-negara lainnya 21 ton atau US$ 32 ribu.


Sebelumnya, Kepala BPS Suryamin menyebutkan bahwa impor bahan pangan sedikit banyak berkontribusi untuk meredam inflasi. Impor menyebabkan pasokan mencukupi sehingga terjadi deflasi sebesar 0,02% pada April.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!