Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta Amran Nukman mengatakan, aktivitas politik berakibat pada aksi tunggu yang dilakukan kelompok menengah atas untuk membeli unit properti di Jakarta dan sekitarnya.
"Dari sisi politik, hajatan pemilihan umum (Pemilu) membuat sebagian pengembang dan investor properti menahan diri," kata dia dalam diskusi di The Bridge Hotel Aston Rasuna, Jakarta, Senin (13/10/2014).
Ia mengatakan, setelah dilantik, maka ketidakpastian yang selama ini terjadi bisa segera hilang. Investor dan pengembang pun dapat segera mengambil keputusan di sektor properti ini.
"Waktu kemarin pemilu kan kami pikir sudah selesai, tapi ternyata harus menunggu pelantikan tanggal 20 Oktober nanti. Jadi harapan saya, setelah tanggal 20 Oktober nanti semua sudah ada kepastian, Presiden sudah dilantik, kabinet terbentuk. Sehingga November kita sudah bisa tancap gas," sebut dia.
Menyikapi perlambatan yang terjadi saat ini, ia menegaskan bahhwa investor tidak perlu khawatir. Menurutnya, perlambatan tersebut tidak akan berdampak panjang.
"Nah, kondisi perlambatan sekarang tidak perlu dirisaukan. Seiring dengan potensi pertumbuhan dan peningkatan kebutuhan akan hunian, prospek properti di DKI Jakarta juga bakal kembali mencorong," sebut dia.
Selain didorong oleh prospek kestabilan polotik dan kepastian kebijakan moneter, fiskal dan sektor rill, pembangunan fisik yang terus menggeliat juga diharap turut memberi imbas positif pada pertumbuhan sektor properti di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
"Berbagai proyek infrastruktur terus berkembang di Jakarta dan sekitarnya seperti MRT, Jalan Tol Lingkar Luar dan beberapa rencana pengoperasian rute baru Bus Way Ciledug-Blok M. Ini akan mendorong pertumbuhan properti tahun depan," pungkas dia.
(ang/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!