Hal tersebut dipandang Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebagai upaya pembentukan opini dari perusahaan migas asing yang khawatir posisinya sebagai penyedia minyak untuk Indonesia akan tergeser.
"Itu perang opini dari perusahaan yang khawatir posisinya tergeser dengan menyebarkan informasi keliru bahwa Indonesia hanya bisa mengimpor minyak dari negara tertentu saja," tutur dia dalam acara konferensi nasional pemberantasan korupsi di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Padahal, lanjut dia, opini yang coba dibentuk tersebut sangatlah tidak mendasar. Pasalnya, pembelian minyak dari Angola ini dapat mendorong penghematan negara untuk pembelian minyak dari luar negari lantaran harganya yang lebih murah ketimbang minyak dari negara lain yang sudah rutin menjadi penyedia minyak untuk Indonesia.
"Kalau nggak ada penghematan, ngapain dibeli?" Tegasnya.
Selain menawarkan harga minyak yang lebih murah, lanjut dia, Sonangol EP juga menawarkan investasi pembangunan kilang di masa depan. Hal ini baik bagi Indonesia dalam jangka panjang karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor produk jadi minyak berupa Bahan Bakar Minyak yang harganya tentu lebih mahal ketimbang harga minyak mentah.
Untuk itu, ia berpendapat bahwa upaya-upaya pembentukan opini agar publik terjerumus pada informasi yang salah tersebut tidak perlu ditanggapi serius.
"Yang penting kita sekarang konsentrasi saja melakukan yang terbaik untuk melayani rakyat," pungkasnya.
Perlu diketahui, selama ini Indonesia melakukan negosiasi jual beli minyak di Pasar Spot lewat Perusahaan Trader, namun dengan upaya ini Indonesia bisa membeli minyak langsung dari negara produsen minyak seperti Angola. Dengan kata lain, ada rantai perdagangan yang dipangkas dalam transaksi tersebut.
(dna/ang)