Curhat Bioetanol Tak Dibeli Pertamina, PTPN X Pilih Ekspor ke Filipina

Mojokerto -PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X curhat soal rendahnya serapan produk bioethanol oleh PT Pertamina (Persero). Terhitung sampai saat ini, Pertamina hanya mampu menyerap 60 kilo liter (KL) per bulan, atau 0,006% dari total kewajiban (mandatory) 1%. Padahal dalam sebulan, unit usaha PTPN X ini mampu memroduksi 100 KL bioethanol atau 30 ribu KL per tahun.

"Pertamina yang kita harapkan bisa menyerap lebih tinggi, ternyata hanya mampu membeli 60 kilo liter per bulan, atau 0,006% dari total mandatory 2014, sangat kecil sekali. Realisasinya sampai Desember 2014 hanya 25 KL atau 13,8% dari kontrak sebesar 180 KL selama 3 bulan," ungkap Cholidi kepada media di PG Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Sabtu (6/12/2014).


Menurut Cholidi, pihak Pertamina beralasan kilang untuk mengolah bioethanol dengan BBM belum siap. Ia mengklaim, 4 tahun lalu Pertamina sudah mengolah bioethanol dengan BBM oleh suplier PT Molindo Raya Industrial.


"Artinya saat ini tidak sulit lah," imbuhnya.


Akibat rendahnya serapan bioethanol di dalam negeri, PTPN X memilih mengekspor produk tersebut ke Filipina. Sampai saat ini, pihaknya telah mengirim 4 ribu KL bioethanol ke Filipina dengan harga antara Rp 9.200-9.700 per liter.


"Rencana ekspor lanjutan Desember ini 2 ribu KL, sehingga menjadi 6 ribu KL. Kami kalau tidak ekspor bisa berhenti produksi," katanya.


Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, industri hilir bioethanol saat ini seharusnya bisa bersaing seiring dengan kenaikan harga bensin premium menjadi Rp 8.500 per liter.


"Karena tingginya subsidi BBM, harga bioethanol kurang bisa bersaing. Tapi dengan harga BBM Rp 8.500 per liter mestinya bisa bersaing. Nanti akan kita perbaiki," kata JK saat mengunjungi PT Energi Agro Nusantara unit usaha PTPN X di Kecamatan Gedeg, Mojokerto.


Baru-baru ini, Menteri BUMN Rini Soemarno juga mengunjungi PG Gempolkrep tersebut. Rini menemukan fakta, PTPN X yang sudah berhasil memproduksi biofuel jenis bioethanol justru tak dibeli oleh Pertamina untuk campuran BBM. Padahal PTPN X sudah mampu produksi bioethanol 30.000 ton per tahun, dari mengolah tetes tebu (molases) di pabrik Gempolkrep.


"Jadi ini sudah bagus tapi nggak tahu bagaimana setiap kali mau jual ke Pertamina nggak dibeli-beli sama Pertamina," kata Rini.


(wij/dnl)