Menkeu: Sektor Keuangan RI Belum Siap Hadapi Pasar Bebas ASEAN

Nusa Dua -Sektor keuangan Indonesia dinilai belum benar-benar siap menghadapi pasar bebas ASEAN. Khusus sektor keuangan, pasar bebas ASEAN berlaku di 2020.

Saat ini saja, pasar saham dan obligasi masih banyak didominasi asing. Sektor keuangan Indonesia hanya sebagai pasar saja.


Demikian disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam acara CEO Networking 2014 bertema Opportunities and Challenges Toward ASEAN Economic Community 2015, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Sabtu (6/12/2014).


"Masalah saham dan bond market (pasar obligasi), Pak Muliaman (Ketua OJK) sempat menyinggung soal ASEAN banking, demikian juga penyatuan pasar modal ASEAN. Idealnya wacana ini baik. Sekali lagi, sektor keuangan kita belum benar-benar siap, yang terjadi adalah eksploitasi sebagai market baik itu di saham dan bond market," terang dia.


Bambang menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang punya potensi besar mengembangkan berbagai sektor yang ada termasuk keuangan. Namun, Indonesia belum bisa memanfaatkan secara benar.


"Kalau kita lihat sebetulnya ada potensi yang besar dari investor-investor ASEAN tapi kita belum bisa memanfaatkan secara benar," ucapnya.


Sebagai contoh, di 1990-an pertumbuhan ekonomi mencapai angka 7-8%. Pertumbuhan tersebut didorong ekspor berbagai produk dalam negeri.


"Waktu itu kita sukses ekspor barang-barang tekstil, footwear, elektronik, kita punya manufaktur yang masif. Kita hari ini juga bisa menjadi eksportir terbesar spare part otomotif misalnya, atau gadget tertentu. Kita nggak harus jadi eksportir produk itu sendiri, tapi bahan-bahannya," jelas Bambang.


Menurut Bambang, produktivitas menjadi kunci sukses Indonesia bisa bersaing dalam pasar bebas ASEAN atau MEA 2015.


"Kita akan siap kalau punya tingkat produktivitas yang tinggi, tapi sekarang bagaimana menyiapkan. Kita harus meningkatkan produksi itu sendiri," kata dia.


(drk/dnl)