Aneh, Impor Bensin RON 92 Malah Diturunkan Jadi RON 88

Jakarta -Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri kemarin mengatakan, Pertamina melalui PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) mengimpor bensin RON 92, namun diturunkan menjadi RON 88. Kebijakan ini dinilai aneh.

Anggota tim tersebut, yaitu Djoko Siswanto mempertanyakan untuk apa mengimpor bensin RON 92 namun diturunkan lagi. Karena akan ada tambahan biaya dalam membeli nafta sebagai campuran agar bensin tersebut turun menjadi RON 88.


"Bicara logika saja, belum bicara bisnis, untuk apa menurunkan RON bensin impor itu? Harusnya biarkan saja masyarakat mendapatkan bensin RON 92, kan masyarakat yang untung. Toh, pemerintah membayar subsidinya dengan harga yang sama," jelas Djoko, Jumat (5/12/2014).


Djoko mengatakan, Pertamina saja tidak tahu apakah bensin RON 88 yang dibelinya benar-benar punya oktan seperti itu. "Jadi bila saja yang datang RON 92 dia nggak tahu, padahal bisa cek di laboratorium," ungkap Djoko.


Bensin RON 88 saat ini bisa dibilang langka, karena hampir semua negara di dunia menggunakan bensin dengan RON 90 ke atas. Bensin RON 88 ini bisa dibilang bensin kotor dan tak ramah lingkungan. Entah kenapa bensin jenis ini masih dipertahankan di Indonesia.


Untuk membentuk RON 88 ini, Pertamina harus membeli bensin RON 92 dan dicampur dengan nafta agar didapat hasil RON 88. Tapi, ujar Djoko, tidak diketahui berapa komposisi RON 92 dan nafta dalam satu liter bensin RON 88.


"Mencampurnya di Singapura, harga nggak tahu. Ngapain mem-blending (mencampur) di harga yang lebih mahal, itu sinting," kata Djoko.


Ini penting, sehingga bisa ketahuan berapa sebenarnya harga dasar bensin RON 88 yang dijual sebagai premium.


Dalam setiap impor, Djoko mengatakan, Petral mendapatkan diskon harga 1,58%. Namun Djoko tidak sangsi, apakah benar harga diskonnya sebesar itu. Dia dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas berharap Pertamina mau buka-bukaan.


(dnl/ang)