Woori Korindo Securities: IHSG Kembali Berpotensi Tertahan

Jakarta -Seperti yang kami ulas sebelumnya dimana hawa profit taking mulai terasa sehingga dapat menahan potensi penguatan lebih lanjut namun, diharapkan sentimen rilis data-data ekonomi masih dapat dirilis positif agar laju penguatan dapat terjaga. Terlihat memang hawa profit taking sejak awal perdagangan dimana hanya sesaat berada di zona hijau namun, di tengah sesi 1 pergerakannya kian menurun. Meski di sesi kedua ada perlawanan naik namun, belum cukup mampu melampaui level sebelumnya. Maraknya aksi profit taking yang melanda hampir sebagian besar saham-saham big caps, dapat diimbangi oleh masih menguatnya saham-saham pada infrastruktur dan beberapa perkebunan. Mulai berbalik nett sell investor asing dan kembali melemahnya US$ membuat IHSG tertahan di zona merah. Adapun transaksi asing tercatat nett sell (dari net buy Rp 161,76 miliar menjadi net sell Rp -298,99 miliar).

Meski dari dalam negeri terdapat sentiment positif namun, belum cukup kuat mengimbangi kenaikan laju US$. Laju Rupiah tidak terlalu berbeda dengan ulasan kami tersebut dimana bergerak melemah. Laju Rupiah juga terlihat masih melanjutkan pelemahannya seiring pergerakan US$ yang masih terapresiasi. Rilis kenaikan chain store sales, redbook, construction spending, dan ISM New York Index memberikan sentimen positif pada US$. Laju Rupiah berada di bawah target level support 12.281. Tampaknya masih sulit bagi Rupiah bergerak positif jika laju US$ nya masih bergerak naik. Tetap waspada dan antisipasi pelemahan lanjutan. Rp 12.306-12.290 (kurs tengah BI).


Laju bursa saham Asia bergerak variatif. Meski Nikkei masih bergerak menguat seiring dengan masih berlanjutnya pelemahan Yen dan kenaikan markit service PMI nya serta diikuti dengan menguatnya Shanghai dan Shenxen namun, HSI berbalik melemah seiring imbas negatif kembali bentroknya demonstran dengan kepolisian. Rilis AIG services index Australia dapat mengimbangi rilis negatif dari penurunan GDP nya. Begitupun dengan rilis kenaikan Non manufacturing PMI dan HSBC Services PMI China.


Masih berlanjutnya aksi beli pada sejumlah kontrak komoditas membuat laju harga komoditas, terutama energi kembali melanjutkan penguatannya. Pelaku pasar masih memanfaatkan momen positif tersebut untuk masuk pada saham-saham energi. Tidak hanya itu, masih adanya optimisme terhadap penambahan stimulus ECB membuat laju bursa saham Eropa dapat melanjutkan laju positifnya. Meski rilis sejumlah markit comp. dan serivce PMI menurun namun, dapat diimbangi dengan kenaikan markit services Inggris, penjualan ritel di Inggris, zona Euro, dan Perancis.


Rilis pelemahan pada MBA mortgage application; turunnya MBA mortgage applications and ADP employment change sempat membuat laju sejumlah bursa saham AS mengalami penurunan namun, dapat diimbangi dengan berbalik naiknya harga saham-saham produsen dan kenaikan data ISM non manufacturing PMI. Di sisi lain, masih adanya optimisme akan perkembangan ekonomi AS yang kian pulih turut mendukung penguatan bursa saham AS.


Pada perdagangan Kamis (4/12) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5145-5159 dan resisten 5190-5197. Evening star di bawah area upper bollinger band (UBB ). MACD mencoba melanjutkan kenaikan meski terbatas dengan histogram positif yang menurun. RSI, Stochastic, dan William’s %R mulai berbalik melemah meski terbatas. Laju IHSG hampir mendekati target resisten (5189-5200) namun, sempat masuk di kisaran area target support (5155-5169) dan berakhir di kisaran target support tersebut. Mulai adanya aksi-aksi profit taking akan membuat IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan. Apalagi jika ditambah dengan adanya penilaian banyaknya saham-saham yang telah overbought maka akan memicu aksi jual. IHSG pun berpotensi kembali melemah namun, jika rilis data-data ekonomi dunia termasuk Indonesia dapat direspons positif maka pelemahan IHSG pun dapat ditahan.


(ang/ang)