Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyebutkan, dari total 82 perusahaan asuransi baru sekitar 15 perusahaan yang mau menjual produk asuransi murah ini.
Direktur Marketing PT Asuransi Jiwasraya (Persero) De Yong Adrian mengatakan, selalu ada potensi untung dari setiap bisnis yang dijalankan seperti menjual asuransi mikro. Sejak 2009, pihaknya telah berhasil memasarkan produk-produk asuransi mikro. Meskipun naik-turun, namun selalu ada potensi untung.
"Di Jiwasraya, kita sudah lama menjual produk asuransi mikro. Kerja sama dengan Jiwasraya Bringin Life, Bringin Jasa Makmur, dan untuk penjualan melalui BRI. Ada untungnya," ungkap dia kepada detikFinance, Selasa (10/2/2015).
Selain itu, Jiwasraya juga menggandeng koperasi untuk memudahkan penjualan asuransi. Untuk asuransi individual, Jiwasraya menjual produknya melalui seluruh konsorsium perusahaan asuransi jiwa yang tergabung dalam Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
Dengan hanya membayar premi sebesar Rp 50.000/tahun, masyarakat bisa mendapatkan biaya pertanggungan (klaim) minimal Rp 2,5 juta untuk korban meninggal akibat kecelakaan.
Untuk premi Rp 50.000 per bulan, meninggal karena sakit klaimnya Rp 5 juta. Sementara meninggal karena kecelakaan Rp 10 juta.
Hingga Desember 2014, total peserta asuransi mikro Jiwasraya mencapai 470.000 dengan total premi asuransi Rp 150 miliar. Sementara klaim yang dibayarkan adalah Rp 30 miliar. Tahun ini, Jiwasraya menargetkan pertumbuhan premi sebesar 10% atau menjadi Rp 165 miliar.
"Target premi ini untuk produk asuransi individual baru, Si Peci. Pasti ada untung berbisnis asuransi mikro. Ada selisih dari premi dan pembayaran klaim. Apalagi kalau yang beli asuransi dalam jumlah besar," kata Adrian.
(drk/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com