Sementara itu, data per 6 Februari 2015 menunjukkan nilai kumulatif penerbitan sukuk korporasi mencapai Rp 12,9 triliun yang diterbitkan oleh 33 perusahaan. Nilai outstanding sukuk korporasi tercatat Rp 7,1 triliun dengan market share 3,2% dan outstanding sukuk negara mencapai Rp 206,7 triliun dengan market share 10,6%.
Sedangkan outstanding reksa dana syariah pada periode yang sama adalah Rp 11,25 triliun dengan market share 4,63%. Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida dalam siaran pers yang diterima Selasa (10/2/2015).
Saat ini, kata Nurhaida, mayoritas saham emiten yang ada di Indonesia termasuk saham syariah. OJK terus mendorong penguatan regulasi yang mendukung percepatan pengembangan pasar modal syariah.
Tahun ini, OJK sedang memproses beberapa penyempurnaan peraturan terkait penerbitan efek syariah dan penyusunan peraturan baru yang terkait dengan Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM).
Selain itu, OJK juga sedang mengkaji kemungkinan pengenaan pungutan yang lebih rendah untuk produk syariah di pasar modal serta kerja sama dengan instansi terkait antara lain kejelasan beberapa aturan terkait perpajakan.
"Kontribusi produk syariah di pasar modal terhadap industri pasar modal masih memiliki peluang besar untuk ditingkatkan," sebut Nurhaida.
(drk/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com