"Bawang lokal rasanya jauh lebih baik dari bawang impor. Satu siung bawang putih kita sama dengan 3 siung bawang impor. Seharusnya harga kita bawang lebih tinggi dari harga bawang impor," ujar Suswono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2012).
Menurutnya, harga jual bawang putih lokal sama dengan harga bawang impor (bahkan lebih murah) dikarenakan daya beli masyarakat yang rendah. Ia pun menjelaskan produksi bawang putih lokal hancur akibat kebijakan liberalisasi IMF terkait impor produk pangan.
"Tetapi daya beli kita rendah. Semenjak adanya kebijakan liberalisasi IMF tahun 1998, produksi lokal terus merosot," imbuhnya.
Kemudian, ia pun hendak memfokuskan penanaman bawang putih lokal di tahun mendatang. Suswono mentargetkan pembukaan lahan bawang putih sebesar 1.000-2.000 hektar tiap tahunnya yang tertuang dalam rencana program rencana strategi induk Kementerian Pertanian.
"Jangka panjang akan ada rencana strategi induk Kementerian Pertanian jadi wajah petani kita satu abad seperti apa nantinya," cetusnya.
(wij/dnl)