Pendapatan usaha bersih perseroan menurun 19% year over year (y-o-y) dari US$ 915,9 juta menjadi US$ 740,6 juta. Penurunan harga batubara berdampak terhadap harga jual rata-rata Adaro.
“Kondisi pasar saat ini merupakan koreksi yang sehat terhadap pertumbuhan pasokan yang tidak disiplin dan kami memperkirakan bahwa permintaan yang kuat di wilayah Asia-Pasifik untuk batubara peringkat menengah dan rendah akan terus berlanjut pada jangka menengah," kata Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir dalams siaran pers, Selasa (30/4/2013).
Adaro mencatat pertumbuhan produksi 4% menjadi 11,42 juta ton dan volume penjualan relatif stabil dan mencapai 11,23 juta ton. Selama triwulan pertama ini, produksi batubara dari Paringin melonjak 310% menjadi 0,9 juta ton dan Wara meningkat 7% menjadi 1,77 juta ton, sementara Tutupan menurun 4% menjadi 8,75 juta ton.
Harga jual rata-rata pada triwulan pertama 2013 menurun 18% y-o-y karena pengaruh melemahnya indeks harga batubara global. Biaya kas batubara Adaro Energy (tidak termasuk royalti) menurun 4% menjadi US$ 37,10 per ton.
(ang/dru)