Harga BBM akan Naik, Ini Tanggapan dari Pengusaha Taksi

Jakarta - Pengusaha jasa transportasi masih harap-harap cemas pasca pengumuman kenaikan harga BBM oleh Presiden SBY. Misalnya perusahaan taksi seperti Taksi Express yang tak bisa sembarangan menaikkan tarif.

Corporate Secretary PT Express Transindo Utama Tbk (Taxi), Merry Anggraini mengatakan penyesuaian tarif tidak dapat dilakukan secara sepihak oleh perusahaan. Pihaknya masih menunggu komando dari Organisasi Angkutan Daerah (Organda) yang akan berdiskusi kenaikan tarif akibat naiknya harga BBM ini.


"Pada saat pemerintah menaikan harga BBM itu organisasi-organisasi perusahaan transportasi itu semua berkumpul. Jadi nanti biasanya organda akan berdiskusi mengenai penetapan tarif yang baru yang hendak diajukan kepada pemerintah," kata Merry kepada detikFinance, Selasa (30/4/2013).


Dikatakan Merry, penyesuaian tarif yang akan dilakukan seiring dengan kenaikan harga BBM, tidak mudah dilakukan. Banyak proses yang harus dilakukan, mulai dari diskusi dengan para pengusaha jasa transportasi lalu dengan pemerintah, hingga pada waktunya barulah penyesuaian tarif bisa dilakukan.


"Ini dari pengalaman, biasanya memakan waktu maksimal 2-3 bulan dari penetapan BBM itu diputuskan," katanya.


Menurutnya perusahaan mendukung sepenuhnya apapun kebijakan pemerintah, meski akan berpengaruh pada tarif nantinya. "Kita sih akan tetap mendukung kebijakan pemerintah pada dasarnya, express akan selalu comply dengan apa yang diputuskan oleh pemerintah," katanya


Merry menambahkan kenaikan BBM yang nanti akan diberlakukan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perusahaan, malah akan berdampak positif bagi supir taksi. Kalau dari sisi keuangan. Tidak akan memberikan pengaruh terhadap ekspres. Karena penghasilan kita didapatkan dari setoran tetap yang didapatkan dari pengemudi.


"Tahun 2008 kemarin, itu ditentukan 2 tarif itu berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dari organda. Waktu itu tarif atas tarif bawah. Kalau sekarang saya nggak tahu. Justru akan menjadi sesuatu menarik bagi supir taksi," kata Merry.


Mengapa demikian, Merry beralasan, pendapatan perusahaan berasal dari setoran tetap dari para sopir taksi, yang mana tak akan berubah manakala ada kenaikan BBM ataupun tidak. Justru akan menjadi lumbung keuntungan yang lebih besar bagi para sopir taksi.


Di satu sisi mereka mendapatkan uang yang lebih banyak dari naiknya tarif, di sisi lain, mereka tetap membayar setoran seperti yang ditetapkan saat ini.


"Mungkin memang kalau misalkan akan ada kenaikan tarif ini akan membantu pengemudi juga setoran yang mereka dapatkan setiap harinya akan lebih besar kan, take home pay-nya juga akan lebih besar. Jadi mungkin akan lebih menguntungkan untuk si pengemudinya," lanjutnya.


Merry menuturkan, hingga saat ini setoran supir taksi express sebesar Rp 235.000/hari, dan tidak akan mengalami perubahan dalam waktu dekat.


"Setoran pengemudi nggak naik , harusnya sih nggak. Karena kita sudah tetapkan standarnya berapa. Kecuali untuk ada hal-hal yang dirasa perlu untuk dinaikan ya kita naikan, tapi untuk saat ini belum ada pembicaraan sama sekali ke arah sana," tutupnya.


(zul/hen)