Ini Jawaban Pengelola Bandara Soetta Soal Mobil Mewah Parkir Sembarangan

Jakarta - Pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta pun merespon atas tindakan penertiban mobil mewah yang parkir sembarangan atau aksi mengatur lalu lintas yang dilakukan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan pada Jumat kemaren.

General Manager Affair Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (AP II) Yudis Tiawan menjelaskan, pihaknya mengakui di Bandara Soetta masih ditemui kemacetan saat jam sibuk di pagi atau sore hari. Serta ditemui pula kendaraan yang parkir di luar lokasi parkir seperti mobil dinas

atau mobil mewah.


Hal ini terjadi karena kapasitas bandara yang tidak sebanding dengan jumlah penumpang yang datang dan berangkat.


"Jadi begini kan ada lack of kapasitas terminal. Saat ini untuk terminal 1 satu aja kapasitasnya 9 juta, terminal 2 kapasitasnya 9 juta, terminal 3 kapasitasnya 4 juta penumpang per tahun. Sedangkan di tahun 2012 statistik menunjukkan jumlah penumpang mencapai 57 juta di

terminal Bandara Soetta. Ditambah lagi area parkir masih sedikit," tutur Yudis kepada detikFinance, Minggu (28/4/2013).


Meskipun kondisi tersebut masih dihadapi oleh pengelola bandara. Yudis menegaskan, AP II, tidak akan tinggal diam dan tidak menjadikan hal tersebut sebagai alasan. AP II, selaku pengelola Bandara Soetta sedang melakukan penambahan kapasitas terminal dengan menggeber proyek

intragated building terminal 1 dan terminal 2.


Hal senada dilakukan dengan mengembangkan terminal 3. Untuk lahan parkir, AP II juga melakukan penataan dan perluasan kapasitas.


"Kita memindahkan parkir inap ke lokasi bekas pengendapan taksi jadi sudah dipindahkan. Sekarang parkir inap sedang dibangun (diperluas) ini untuk tambah kapasitas parkir," tambahnya.


Untuk memberikan efek jera kepada kendaraan yang masih parkir sembarangan, Yudis mengaku pihaknya telah melakukan tindakan tegas dengan jalan menggembok roda kendaraan. Bahkan mobil dinas pelat merah dan TNI pun menjadi sasaran penertiban oleh petugas keamanan bandara. Namun langkah ini, tidak bisa berjalan efektif kalau tidak memperoleh dukungan dari masyarakat atau pengguna jasa bandara.


"Manajemen Angkasa Pura II terus menerus melakukan penertiban. Siapapun yang melakukan pelanggaran ditindak dalam bentuk penggembokan roda dengan menggunakan clamp," tambahnya.


(feb/dru)