Kenapa Bakrie Telecom Masih Rugi? Ini Jawaban Anindya

Jakarta - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) masih mencatat kerugian dalam kinerja usahanya. Per Maret 2013, perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 97 miliar atau turun 73% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 355,62 miliar.

Komisaris Utama BTEL Anindya Bakrie mengaku, walaupun perseroan masih mencatat kerugian, namun kerugiannya menurun. Lalu, apa penyebab kerugian yang terus-menerus dialami perseroan?


"Kita masih rugi tapi rugi kita turun dari tahun lalu. Ini bisnis telekom yang padat modal jadi lawannya utang dan emorisasi," kata Anin usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa (11/6/2013).


Anin menyebutkan, kerugian yang terjadi dalam tubuh Bakrie Telecom karena perseroan terus melakukan pembenahan baik dalam organisasi maupun perusahaan seperti melakukan pembayaran atas utang obligasi baik rupiah maupun dolar. Perseroan telah mampu membayar utang obligasi rupiah sebesar Rp 650 miliar.


"Kita sama sekali belum pernah tidak membayar bunga, untuk utang obligasi rupiah kita sudah bayar Rp 650 miliar, surat utang seluruhnya dibayar bahkan lebih cepat ini dibayar. Pembayarannya dari injeksi modal dari pemegang saham Rp 650 miliar. Bukan hanya mampu membayar utang namun kinerja bertambah," akunya.


Selain itu, dia menyebutkan, perseroan juga telah melakukan penyicilan pembayaran utang bunga obligasi dolar senilai US$ 380 juta yang akan jatuh tempo pada 2015 mendatang.


"Utang dolar kita US$ 380 juta jatuh tempo 2015. Setiap 6 bulan sekali kita bayar bunganya. Bulan kemarin, kita bisa bayar, sekali bayar bunga US$ 22 juta per 6 bulan," terangnya.


Untuk itu, perseroan akan terus melakukan pembenahan terhadap kinerja perseroan di masa-masa yang akan datang baik dalam organisasi maupun perusahaan.


"Kita lakukan pembenahan di sana-sini baik di organisasi maupun perusahaan, kita pengeluaran untuk biaya operasional dan SDM, dan lain-lain," ujarnya.


(ang/ang)