Berlebihan, Transaksi Properti Hingga Tarif Hotel Pakai Dolar AS

Jakarta - Penggunaan dolar AS untuk transaksi di dalam negeri oleh masyarakat Indonesia diangap sudah berlebihan. Misalnya penggunaan dolar AS pada transaksinya tarif kamar hotel hingga properti. Tanpa disadari, kebiasaan ini menjadi penyebab terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Usahakan transaksi di dalam negeri pakai rupiah. Kayak penjualan properti, hotel-hotel itu kenapa mereka pasang tarifnya pakai dolar, ini bikin adanya transaksi pertukaran rupiah ke dolar AS," kata Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Gatot M Suwondo di Acara CEO Forum, di Hotel Four Seasons, Jakarta, Selasa (10/9/2013).


Dia menilai keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate) merupakan langkah yang tepat. Kenaikan BI Rate tersebut justru akan menggenjot penguatan rupiah agar lebih atraktif.


"Apa yang sudah dikeluarin BI benar, naikkan suku bunga supaya atraktif rupiah, supaya orang mau lepas dolar," ujarnya.


Ia menjelaskan, pelemahan rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini juga disebabkan banyaknya masyarakat menggunakan dolar dalam transaksinya termasuk jual beli di pasar saham.


"Dolar banyak masuk ke sini sehingga asing banyak yang membeli portofolio di sini, termasuk saham. Jadi BEI gimana batasin dolar-dolar itu," katanya.


(drk/hen)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!