Cemas, Bunga Bank Makin Mekar

Jakarta - Wajah Arie Wibowo terlihat agak muram. Pria 27 tahun itu tengah cemas memikirkan kebutuhan hidup yang bakal bertambah ketika cicilan kredit rumahnya naik.

“Saya dengar bunga kredit rumah akan naik. Sekarang saja sudah 'senin-kamis', bagaimana kalau nanti naik lagi?” kata Arie Wibowo, yang bukan artis ini, mengeluh, pada Senin lalu.


Saat ini warga Bekasi ini menikmati bunga tetap sebesar 8 persen selama dua tahun. Dalam waktu dekat program promosi di sebuah bank swasta itu akan berakhir sehingga bunga yang ditetapkan adalah bunga fluktuatif, tergantung kondisi pasar.


Masalahnya, pasar sedang gonjang ganjing sehingga Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) pada pekan lalu. Suku bunga acuan menjadi 7 persen, dari 6,5 persen. Langkah ini ditempuh sebagai respons atas gejolak pasar, terutama depresiasi nilai tukar rupiah.


Kalau BI Rate naik, yang pertama kali terbayang di benak masyarakat adalah dampaknya terhadap suku bunga kredit perbankan. Ada banyak aktivitas yang terkait dengan kredit perbankan, seperti kredit perumahan, apartemen, kendaraan bermotor, dan sebagainya.


Kalau mencermati data terkini, berdasarkan data Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) per Juli 2013, bunga kredit ritel berkisar 6,84-14,37 persen, kredit mikro 6,73-43,18 persen, kredit pemilikan rumah (KPR) 6,69-15 persen, dan kredit konsumsi non-KPR 7,63-15,43 persen.


Sri Adiningsih, guru besar ekonomi Universitas Gadjah Mada, yakin perbankan pasti akan merespons kenaikan BI Rate dengan menaikkan suku bunga. “Itu sudah pasti. Bank kan tidak mau rugi,” katanya.


Adiningsih menilai perbankan cukup cepat merespons kenaikan BI Rate tetapi lambat ketika suku bunga acuan diturunkan. “Kenaikan bunga bank sepertinya akan searah dengan kenaikan BI Rate. Jadi kalau BI Rate naik, katakanlah 25 basis poin, bunga bank juga naik dalam kisaran yang kurang lebih sama,” tuturnya.


Kenaikan suku bunga perbankan, lanjut Adiningsih, bisa terjadi dalam hitungan bulan. “Sebaiknya mulai siap-siap, bulan depan bisa saja naik,” ujarnya di Jakarta pada Senin kemarin.


Tapi tak perlu menunggu sampai bulan depan karena sudah ada bank yang menaikkan suku bunga kredit mereka. Salah satunya adalah Bank Central Asia (BCA), yang menaikkan suku bunga sekitar 0,5 persen untuk seluruh jenis kredit.


“Kami sama ratakan. Semua sektor kredit naik sekitar 0,5 persen per 1 September,” kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.


Kenaikan suku bunga, lanjut Jahja, disesuaikan dengan kondisi pasar di mana pertumbuhan kredit juga mulai melambat. Hingga pertengahan Agustus, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 19,6 persen secara tahunan. Ini melambat dibandingkan posisi akhir Juni, yang tumbuh 20,6 persen. Menurut BI, hal ini sejalan dengan perlambatan aktivitas perekonomian di dalam negeri.


“Kami memang ingin menahan sedikit laju kredit sesuai dengan kondisi pasar. Dengan kondisi tersebut, kami perkirakan pertumbuhan kredit BCA untuk tahun ini sekitar 19-20 persen,” kata Jahja.


Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun berencana menaikkan suku bunga. Muhammad Ali, Corporate Secretary BRI, mengatakan hanya suku bunga KPR yang dinaikkan. “Besarannya 0,5 persen, berlaku mulai September 2013," kata Ali.


Kalau sudah begini, tak heran kalau Arie Wibowo merasa pusing. Siap-siaplah ia mengencangkan ikat pinggang, mulai bulan depan.


(DES/DES)