Muji Rahadjo anggota Paguyuban Ngudi Lestari mengaku siap mendukung aksi mogok produksi, agar pemerintah tidak main-main menangani persoalan kedelai.
"Kami sudah tak mampu membeli bahan baku, tak ada untung. Sekalian saja kami mogok bersama-sama," ujarnya berapi-api saat di temui di desa Trimurti kecamtan Srandakan, Bantul, Selasa (03/09/2013).
Mahalnya harga kedelai, menurut Muji, tidak saja membuat perajin merugi tapi juga berpotensi menciptakan pengangguran. "Pabrik tahu kan banyak membutuhkan buruh. Bagaimana mereka mau makan kalau pekerjaan sehari-hari tak lagi dapat diharapkan?" ujarnya.
Sikap yang sama juga disampaikan Ketua Paguyuban Ngudi Lestari Kasmaini. Ia siap mendukung langkah 61 anggotanya bila berniat mogok produksi.
"Kita akan rembukan dulu. Jika semua sepakat, ya kita ikuti kemauan teman-teman", katanya.
Menurut Kasmaini, naiknya harga kedelai impor benar-benar memberatkan perajin. Dampak itu terlihat dari keinginan anggotanya meminjam dana talangan koperasi.
"Sementara ini mereka masih produksi meski dengan penyiasatan ukuran yang diperkecil. Tapi sebenarnya sebagaian modal sudah berupa hutangan koperasi", tambahnya.
Rencana mogok perajin tahu tempat secara serentak rencannya akan digelar Senin (9/9/2013) pekan depan. Sejumlah daerah yang siap melakukan aksi di antaranya kawasan Jakarta, Bandung, dan Bogor.
(dnl/dnl)
