Dapat Jatah 100.000 Ton Kedelai Impor, Bulog Serap 25.841 Ton Produk Lokal

Jakarta - Perum Bulog berkomitmen untuk menyerap 25.841 ton kedelai lokal pada tahun 2013. Jumlah itu memang relatif lebih rendah daripada jatah kuota impor kedelai yang diperoleh Bulog 100.000 ton pada tahun ini.

"Sampai dengan akhir tahun, ada 13 provinsi yang menyampaikan rencana panen dalam 4 bulan ke depan. Namun sementara cukup akan dipenuhi dan kondisi hanya 11 provinsi atau sama dengan 25.841 ton sesuai surat Permendag," ungkap Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso saat ditemui media di Gedung Divre Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin (16/9/2013).


Sesuai Surat Menteri Perdagangan No.04. PI-57.13.0037 tanggal 29 Agustus 2013, Perum Bulog mendapatkan izin impor kedelai sejumlah 100.000 ton. Persetujuan itu mulai berlaku hingga 31 Desember 2013.


Berdasarkan surat itu, Perum Bulog ditugaskan untuk membeli kedelai dari petani sejumlah 25.841 ton dan menjual ke perajin tempe/tahu sejumlah itu berdasarkan penetapan harga yang berlaku.


Sebagai tahap awal, Perum Bulog melakukan pembelian 24 ton kedelai lokal dari Provinsi Aceh. Kedelai itu telah dikirim ke Gudang Bulog sebanyak 20 ton dan dipasarkan ke Puskopti DKI.


"Sehingga kita mendapatkan alokasi impor 100.000 ton kedelai. Total secara keseluruhan kedelai yang kita punya tahun ini 125.841 ton," imbuhnya.


Namun ia memberikan saran kepada pemerintah agar masalah kedelai diberlakukan sama seperti beras. Hal ini dilakukan agar harga kedelai tidak melonjak dan mengalami fluktuasi seperti saat ini.


"Kami ingin ada cadangan stok kedelai pemerintah yang jumlahnya 10% dari nilai kebutuhan. Agar harga kedelai tidak terus melonjak," katanya.


(wij/hen)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!