Harga Kedelai 'Meroket', Ini Reaksi Para Menteri Ekonomi


http://us.images.detik.com/content/2013/09/04/1036/121128_kedelai320.jpg

Jakarta - Beberapa pekan terakhir harga kedelai di dalam negeri 'meroket' sehingga membuat para perajin tempe dan tahu kesulitan bahkan berhenti produksi. Harga kedelai sempat tembus Rp 12.000/Kg di Aceh, padahal harga rata-rata normalnya hanya Rp 7.700/Kg hingga Rp 8.000/Kg.

Hingga kini reaksi dan kebijakan pemerintah masih sebatas memberikan izin impor kedelai kepada Perum Bulog untuk stabilisasi harga, usulan mengenai penghapusan bea masuk impor kedelai tak dilakukan pemerintah.


Mengenai penyebab harga kedelai melonjak, hingga kini masih banyak versi, seperti melemahnya rupiah, masalah faktor cuaca di negara produsen kedelai dan sebagainya.


Ketua Dewan Kedelai Nasional, Benny Kusbini mengungkapkan lonjakan harga kedelai saat ini lebih dipicu oleh faktor internal. Struktur pasar yang monopolistik, membuat para pemain kedelai termasuk importir memanfaatkan momen melemahnya rupiah terhadap dolar AS.


"Praktik kartel ini menjadi kesempatan yang baik dilakukan di saat rupiah mengalami pelemahan. Faktor rupiah melemah memang menjadi penyebab tetapi tidak signifikan. Importir tahu kebutuhan kedelai kita 80% itu dari impor jadi mereka menggoreng situasi ini sebagai situasi yang tepat," kata Benny.


Bagaimana dengan reaksi para menteri ekonomi terkait melonjaknya harga kedelai? Berikut ini tanggapannya