RI Swasembada Sperma Sapi Tapi Masih Bergantung Daging Impor

Bogor - Indonesia sampai saat ini masih ketergantungan impor sapi hidup dan daging dari Australia dan Selandia Baru. Tetapi justru untuk produk semen beku atau embrio sperma sapi Indonesia bisa berswasembada.

"Di tahun 2012 kita punya 5,2 juta straw (semen beku) sapi sedangkan kebutuhan di dalam negeri hanya 3,2 juta straw," ungkap Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro saat berdiskusi dan seminar nasional di Botani Square Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/9/2013).


Menurutnya dari stok dosis yang tidak digunakan di ekspor ke berbagai negara. Harga setiap dosis (straw) harganya Rp 200.000.


"Kita akan ekspor juga ke Afganistan, Timur Tengah dan Timur Leste di bulan Oktober ini selain tentunya kita juga rambah ke Malaysia dan Brunei. Harganya Rp 200.000/dosis," imbuhnya.


Menurut Syukur, agar tingkat kehamilan lebih cepat, maka diperlukan 3 kali suntikan dosis ke sapi betina. Penjualan ekspor semen beku ke luar negeri dinilainya menjadi sala satu penyumbang devisa negara walaupun dengan jumlah yang tidak terlalu signifikan.


"3 kali suntikan dosis ke sapi betina, maka sapi itu akan hamil. Karena di ekspor, tentu akan menjadi tambahan devisa negara selain tentunya menghemat," katanya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!