Tak Ada Hanky Panky di Seleksi Bisnis Toko Bandara

Jakarta - Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Tommy Soetomo menegaskan proses tender pengelolaan kawasan komersial bandara dilakukan secara terbuka. Hal ini telah diterapkan untuk pengelolaan kawasan komersial di Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya hingga Bandara Sepinggan Balikpapan. Tommy mengaku semua orang berhak berbisnis di bandara.

“Prosesnya sangat terbuka kok. Saya kenal saja nggak dan tidak ada sentuhan face 2 face. Nggak ada hanky panky (aktivitas terselubung),” ucap Tommy saat berbincang dengan detikFinance di Kantor Pusat AP I, Kemayoran Jakarta, Kamis (24/10/2013).


Disebutkan Tommy, proses tender pengelolaan kawasan komersial dilakukan secara online. Konsep ini diakuinya pertama kali diterapkan oleh operator bandara di Indonesia.


Seperti saat mengikuti tender di Bandara Ngurah Rai. Peserta tender bisa mengunjungi website www.tenderbaliairport.com. Ia membantah terjadi perlakuan khusus bagi peserta ataupun ada permainan dalam tender.


“Di sana pakai sistem QA, kalau anda peserta peserta tender bisa tanya, si peserta B bisa liat pertanyaannya. Itu sangat terbuka dan pertama kali. Ini hasilnya 100%. Kalau panitia tender dari Prancis,”

jelasnya.


Diakuinya dahulu untuk membuka toko atau menjadi mitra di bandara susahnya bukan main. Umumnya terjadi permainan dengan jajaran manajemen atau internal bandara.


“Biasanya kalau saya mau cari toko. Ini temannya dirut, saudaranya dirut, anggota DPR atau ini gitu. Kalau ini nggak ada gituan. Ini pure profesional maka hasilnya kayak gitu. Triliunan rupiah kita dapat dalam waktu 5 tahun. Ini di Bali,” sebutnya.Next


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!