Asia Bakal Butuh 12.000 Pesawat Lagi

Jakarta -Airbus A350 XWB, pesawat bertubuh lebar itu, bolehlah disebut primadona di ajang Singapore Airshow yang berlangsung pekan lalu di Singapura. Begitupun Airbus, sang pembuatnya. Perusahaan ini menandai ajang Singapore Airshow yang berlangsung pekan lalu itu dengan sebuah kontrak besar dengan VietJetAir, maskapai dari Vietnam, untuk pembelian Airbus A320.

Tapi Boeing, sebagai pesaing terdekat Airbus, tak ambil pusing. Wakil Presiden Pemasaran untuk Boeing Commercial Planes, Randy Tinseth, mengatakan kawasan Asia Pasifik memiliki segalanya yang mendatangkan optimisme di kalangan industri penerbangan.


Ekonomi kawasan Asia Pasifik bertumbuh, pendapatan meningkat, dan ujung-ujungnya makin banyak orang bepergian dengan pesawat. “Kalau Anda melihat 5-10 tahun ke depan, tiap tahun ada pertumbuhan 100 juta orang yang bepergian,” kata Tinseth, di Singapura, pada pekan lalu.


Airbus sendiri memprediksi maskapai penerbangan di Asia Pasifik akan membutuhkan lebih dari 10.940 pesawat penumpang dan kargo baru, antara sekarang sampai 2032.


Boeing memperhitungkan jumlah yang lebih besar lagi, yaitu 12.820 pesawat baru, untuk kurun waktu dua dekade ke depan. Pasar Asia Pasifik sendiri, menurut Tinseth, akan bernilai sekitar US$ 1,9 triliun.


Mengapa Asia Pasifik sangat menggiurkan? Tinseth mengatakan, Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara, adalah pasar terbesar untuk segala macam pesawat, mulai dari jenis lorong tunggal (single aisle) yang jadi favorit maskapai bertarif murah (Low Cost Carrier-LCC), lorong kembar (twin aisle), sampai jumbo jet seperti Boeing 747.


“Pusat penerbangan dunia ada di sini, itulah mengapa kami ada di sini,” kata Tinseth.


Tinseth bilang, 36 persen pengiriman pesawat baru di dunia pada 20 tahun ke depan, akan terjadi di Asia dan hampir setengah pertumbuhan lalu lintas udara akan didorong oleh penerbangan dari dan ke kawasan Asia Pasifik.


Asia Pasifik adalah medan tempur bagi pabrikan pesawat udara seperti Airbus dan Boeing. Airbus menyatakan 80 persen transaksi baru yang dimenangkannya ada di Asia Pasifik. Airbus menghantarkan 331 unit pesawat ke kawasan Asia Pasifik pada 2013.


Analis penerbangan dan Wakil Presiden ICF International, David Stewart, telah mengamati pertarungan Boeing dan Airbus selama 15 tahun. Dia yakin, pasar Asia Pasifik akan membuat kekuatan kedua pabrikan besar itu akan berimbang. Mereka akan bergantian memimpin.


(DES/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!