"Produksi minyak kemarin hanya mencapai 798.000 barel per hari," kata Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Muliawan ditemui di sela rapat dengan Komisi VII, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2014).
Muliawan mengatakan, alasan produksi minyak terus turun, bahkan jauh dari target APBN 2014 sebesar 870.000 barel/hari, adalah karena kendala cuaca buruk.
"Turun ini karena cuaca buruk," ucap Muliawan.
Muliawan merinci, pada 20 Januari 2015 terjadi kebocoran pada SBM manifold yang merupakan kegiatan PHE WMO (West Madura Offshore), hal tersebut menyebabkan seluruh produksi terhenti.
Ada pula pada 21 Januari di lapangan JOB Pertamina Petrochina East Java, terputusnya mooring Hawser pengikat FSO Cinta Natomas ke SBM. Ada lagi kebocoran pipa di Pematang Ibul di Muara Bangko milik Chevron Pacifik Indonesia (CPI).
"Seluruh kejadian ini butuh waktu lagi untuk sampai pada produksi normal, dan sampai saat ini masih berdampak, sehingga produksi masih turun," tutupnya.
(rrd/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
