Susi beralasan, maskapai Susi Air lahir dan dikenal karena peristiwa tsunami Aceh tahun 2004 silam.
"Kelahiran kita karena tsunami. Kita janji setiap ada bencana tsunami dan gempa. Kita provide 3 day free flight. Untuk angkut pasien, wartawan, dokter. Kalau gunung meletus nggak bisa karena pasti nggak bisa terbang," kata Susi di Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Penerbangan komersial Susi Air dimulai pasca Tsunami Aceh yaitu pada tahun 2005. Saat bencana Tsunami, Susi hanya memiliki 1 buah pesawat berbadan kecil yaitu Cessna Caravan.
Pesawat ini awalnya digunakan untuk mengangkut hasil laut milik usaha Susi. Namun saat bencana, armada tersebut digunakan membantu mengangkut bantuan di Aceh. Alhasil, setelah bencana Susi pun memutuskan membentuk maskapai secara komersial.
Saat ini, armada Susi Air mencapai 49 unit. Susi Air fokus melayani penerbangan komersial rute perintis, angkutan kargo hingga penerbangan carter. Pesawat yang digunakan dan dioperasikan Susi Air antara lain: Cessna Grand Caravan, helikopter, Diamond Star, Diamond Twin Star, Pilatus Porter.
"49 pesawat, ada 32 Cessna Caravan, 9 Pilatus Porter, 2 helikopter, 3 Avanti, 1 Diomond dan 1 Viper, 1 Air Tractor," jelasnya.
Susi menjelaskan, saat ini Susi Air memiliki 22 base, 195 rute dan 162 destinasi. Dari rute tersebut, penebangan Susi Air sebanyak 70% melayani rute penerbangan perintis dan kargo ke pelosok negeri. Sisanya Susi Air melayani penerbangan tidak berjadwal atau carter
"Kita lebih banyak mengerjakan rute perintis, 70% reguler komersial dan kargo seperti beras, jembatan, lobster," sebutnya.
(feb/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
