Sofjan Wanandi Pesimistis Aturan Pajak untuk Lamborghini Cs Segera Terbit

Jakarta -Kalangan pengusaha menilai pemerintah tidak serius menerapkan paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan Agustus 2013. Buktinya rencana kenaikan pajak penjualan barang mewah (PPn BM) hingga 125% untuk mobil mewah seperti Lamborghini Cs belum juga terbit.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan mobil mewah seperti seperti Lamborghini dan Ferrari masih deras masuk ke dalam negeri. Ia pesimistis aturan ini segera terbit karena pemerintah kini sedang sibuk dengan Pemilu.


"Sudah dari kapan tahu itu aturan direncanakan. Katanya September, terus November, nggak ada juga. Masuk-masuk juga itu Lamborghini," ungkap Sofjan saat dihubungi detikFinance, Rabu (19/3/2014)


Ia sepakat dengan niat pemerintah agar barang mewah tersebut dikenakan pajak yang tinggi. Sebab hanya segelintir orang yang mampu membelinya, namun jika itu tidak terealisasi maka hanya wacana belaka.


"Itu kan barang-barang yang tak perlu masuk, nggak penting. Siapa yang beli? Rakyat kita masih miskin, cuma secuil yang bisa beli itu mobil, tas mewah juga. Makanya dikasih pajak yang tinggi. Karena kebutuhan pokok yang penting, sembako bukan mobil," jelasnya


Menurut Sofjan, dampaknya perbaikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tidak optimal. Akhir tahun 2013 lalu, CAD hanya berhasil diturunkan menjadi 3,26%, dari yang sebelumnya sempat mencapai 4,4%.


"Kan itu niatnya supaya neraca perdagangan nggak defisit lagi, terus neraca transaksi berjalan defisitnya berkurang. Kalau belum ya orang akan beli terus itu mobil. Impor makin deras, mana stabil ekonomi kita," ujarnya.Next


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!