Malaysia Bisa Jual BBM Sekelas Pertamax Plus Rp 7.350/Liter, Ini Alasannya

Jakarta -Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang dijual di Malaysia adalah jenis RON 95 atau sekelas Pertamax Plus dengan harga sekitar Rp 7.350/liter. Di Indonesia bensin jenis ini dijual sekitar Rp 12.000/liter.

Pengamat energi yang juga Mantan Dirjen Migas Luluk Sumiarso menjelaskan, lebih unggulnya Malaysia dalam menghasilkan produk BBM lantaran perusahaan energi di negeri tersebut memiliki lapangan migas yang lebih banyak.


Pemerintah Malaysia memberikan kepada perusahaan migasnya untuk melakukan eksplorasi lapangan migas.


"Perusahaan migas di sana (Malaysia) diberikan keleluasaan untuk melakukan eksplorasi. Mereka diberi dana yang besar untuk menemukan lapangan migas baru. Jadi mereka punya banyak lapangan migas, cadangannya juga jadi banyak," terang Luluk di Kahmi Center, Jakarta, Selasa (13/5/2014).



Dengan jumlah lapangan migas yang lebih banyak, Malaysia memiliki cadangan migas yang lebih besar. Karena itu, negara ini memiliki keleluasaan untuk memproduksi BBM dengan standarisasi yang lebih unggul.


Hal ini jelas berbeda dengan Indonesia yang menerapkan sistem cost recovery. Di mana perusahaan migas hanya didukung pembiayaannya setelah memperoleh lapangan yang potensial.


"Dari sisi bisnis kan jadinya sulit. Karena mereka dihadapkan dengan risiko lapangan migas yang dieksplorasi ternyata tidak memiliki cadangan migas. Karena takut risiko, jadi eksplorasinya lebih sedikit, kalau enggak eksplorasi bagaimana mau dapat lapangan migas? Bagaimana mau berproduksi," papar dia.


Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Satuan Kerja Kusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Gde Pradnyana mengatakan, Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri saja, lapangan migas di Indonesia tidak mencukupi.


Hal ini dikarenakan sebagian besar lapangan-lapangan tersebut merupakan lapangan migas yang telah dieksploitasi (dikuras cadangan migasnya) selama lebih dari 40 tahun.


"Kalau dulu itu kita tarik minyak yang mengandung air, kalau sekarang kita tarik air yang mengandung minyak. Jadi jelas kualitasnya sudah menurun, sementara kita gak punya lapangan baru," tuturnya.


Untuk itu, diperlukan dukungan pemerintah dalam mendorong perusahaan-perusahaan migas dalam melakukan eksplorasi atau pencarian sumur-sumur baru.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!