Pengamat kelistrikan Institute for Essential Services Reform (IESR) Faby Tumiwa mengatakan, beberapa wilayah sering terjadi pemadaman listrik, masalahnya karena pasokan listrik yang terbatas.
"Kecepatan pertumbuhan konsumsi listrik dalam 5 tahun terakhir, tidak dapat diimbangi oleh pembangunan infrastruktur tenaga listrik," kata Faby kepada detikFinance, Selasa (13/5/2014).
Ia mengungkapkan, penambahan kebutuhan daya listrik hanya terpenuhi sekitar 60%-70% dari total 5.000 megawatt (MW) yang diperlukan tiap tahunnya.
"Kita itu butuh paling tidak tambahan listrik sebanyak 5.000 MW per tahun, namun baru terpenuhi 60%-70% saja, artinya tiap tahun kita kurang hingga 40% kebutuhan listrik, hal inilah yang menyebabkan sering mati lampu, karena beban listrik tidak dapat terpenuhi," ungkapnya.
Menurutnya saat ini untuk membangun banyak pembangkit listrik makin tidak mudah karena kendala di lapangan.
"Pembangunan pembangkit dan transmisi terkendala persoalan perizinan di daerah, pembebasan lahan, dan pendanaan. Akibatnya reserve margin berkurang, yang membuat mudah sekali terjadi pemadaman," katanya.Next
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
