Wamentan Klaim Buah Lokal Kuasai 90% Pasar Dalam Negeri

Jakarta -Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan menegaskan 90% kebutuhan buah nasional dipasok oleh buah lokal tropis. Sedangkan sisanya 10% berasal dari buah impor.

"Sebenarnya buah produksi dalam negeri bisa men-supply 90% dari kebutuhan dalam negeri. Tapi jangan dianggap buah-buahan impor menguasai pasar kita. Itu terbalik," kata Rusman usai acara Musrenbangtannas di Kementan, Jakarta, Selasa (13/5/2013).


Rusman tidak menampik, untuk neraca perdagangan komposisi impor buah lebih tinggi daripada kegiatan ekspor buah tropis ke negara lain. Setidaknya pada tahun 2013, Indonesia harus mengimpor 459.318,5 ton buah dari beberapa negara.


"Artinya buah yang kita ekspor seperti manggis, nanas, cavendish (pisang Ambon) itu nilainya masih lebih rendah daripada buah yang kita impor," sebutnya.


Rusman menjelaskan untuk menggenjot ekspor buah tropis, Indonesia masih terkendala sistem dan teknologi pertanian modern. Hasilnya buah-buah tropis Indonesia masih tergantung musim dan belum dikelola secara korporasi.


"Kalau sekarang kan kita tergantung musim. Ada musim rambutan, ramai rambutan. Manggis juga begitu, persoalannya jumlah cukup tapi manajemen musimnya yang belum bisa lakukan," katanya.


Ia menjelaskan pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan ekspor daya saing komoditas buah tropis unggulan.


"Salak. Indonesia kan spesialis. Indonesia yang bisa menghasilkan salak kecuali Thailand. Walaupun dia gagal terus. Kita ekspor manggis. Serta buah-buahan umur pendek, seperti nanas, pisang," jelasnya.


(feb/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!