Ini Nilai Investasi untuk Membuat Smartphone Made in RI

Jakarta -PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) telah berhasil memproduksi telepon seluler pintar atau smartphone 4G (fourth generation) pertama di Indonesia bersama PT Tata Sarana Mandiri (TSM). Presiden Direktur PTSN Abidin mengatakan nilai investasi yang dibutuhkan adalah sebesar US$ 6 juta. Namun karena sebagian infrastruktur sudah tersedia, maka investasi yang dikeluarkan hanya US$ 1 juta.

"Investasi kami untuk produk ini kecil. Sekitar US$ 1 juta," ungkapnya saat peluncuran smartphone 4G Ivo di Batam, seperti dikutip detikFinance, Senin (7/7/2014).


PTSN sudah berkecimpung dalam sektor manufaktur elektronika sejak 1990. Oleh karena itu, perseroan sudah memiliki pabrik dan mesin-mesin untuk memproduksi smartphone.


Abidin menyebutkan, bila harus menghitung secara keseluruhan, maka investasinya bisa mencapai US$ 6 juta. Ini masih di luar dari biaya birokrasi seperti izin dan lokasi lahan untuk membangun pabrik. "Total bisa 6 juta US$," sebutnya.


Sedangkan untuk PT TSM membutuhkan investasi sebesar US$ 20 juta. Lebih besar dari PTSN, karena terkait dengan desain produk. Investasinya pun berlaku untuk jangka waktu yang panjang.


"Kita bicara semua perlu US$ 20 juta," kata Direktur TSM Sam Ali pada kesempatan yang sama.


Investasinya lebih tertuju kepada penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D). Sebab, dari produk yang dihasilkan untuk pertama kali akan terus berkembang.


"Itu sangat mahal. Harus ada investasi kepada technical skill dan pengalaman. Misalnya Apple keluarkan 5s, itu kan nggak langsung sempurna. Perlu di-upgrade. Kemudian ada support dan aplikasi software. Itu berjalan terus," paparnya.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!