Euforia Pilpres Hanya Sehari, Investor Sadar Rumitnya Politik RI

Jakarta -Kemarin, nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan. Investor bergairah pasca pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) yang diyakini hasilnya sesuai dengan ekspektasi pasar.

Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) mayoritas lembaga survei, pasangan nomor urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla, unggul dari pesaingnya pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Ini menjadi salah satu faktor yang membuat investor optimistis, karena Jokowi-JK memang lebih diterima pasar.


Namun hari ini, penguatan IHSG dan nilai tukar rupiah terhenti bahkan terjadi koreksi. Membuka perdagangan akhir Jumat (11/7/2014), IHSG terpangkas 32,353 poin (0,63%) di posisi 5.065,657. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke posisi Rp 11.615 per dollar AS dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.565 per dolar AS.


Juniman, Kepala Ekonom BII, mengatakan koreksi ini menunjukkan euforia pasca pilpres memang hanya berlangsung jangka pendek. "Bisa jadi investor sudah menyadari rumitnya politik di Indonesia, sehingga euforia hanya berlangsung sehari," katanya kepada detikFinance, Jumat (11/7/2014).


Investor, lanjut Juniman, sepertinya mulai tidak lagi digerakkan oleh sentimen non fundamental seperti pilpres. "Sekarang investor mulai rasional, kembali melihat masalah fundamental yang masih menghantui Indonesia," sebutnya.


Menurut Juniman, ada sejumlah sentimen negatif yang kembali diperhatikan oleh investor. Pertama adalah ancaman pembengkakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal II-2014.


"Kami memperkirakan CAD pada kuartal II-2014 akan sebesar 3,97% dari PDB. Meningkat 2 kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini tentu menjadi sentimen negatif bagi pasar," papar Juniman.Next


(hds/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!