Proyek Kereta Pelabuhan Priok Terganjal Lahan 9 Kepala Keluarga

Jakarta -Proyek kereta pelabuhan di Tanjung Priok, Jakarta Utara masih terganjal pembebasan lahan warga. Ada 9 kepala keluarga (KK) yang tanahnya belum dibebaskan.

"Kita masih kurang 1.420 meter persegi kurang lebih 9 KK. Kita harapkan bisa selesai (pembebasan) di 2014," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Hanggoro Budi W. di kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (10/7/2014)


Hanggoro menjelaskan, soal pembebasan lahan akan menjadi tanggung jawab Ditjen KA Kemenhub. Sedangkan untuk konstruksinya akan dikerjakan oleh PT KAI sesuai kesepakatan Kementerian Perhubungan dan BUMN.


"Kalau tanah itu akan selesai di bulan Desember diharapkan nanti konstruksi itu bisa dimulai di Januari-Februari kira-kira 9 bulan selesai dari PT KAI," katanya.


Ia mengatakan, pembebasan lahan untuk proyek ini sudah 4 tahun belum dapat dituntaskan. Penyebabnya, karena harga yang ditetapkan pemerintah dengan permintaan warga tidak ada titik temu.


"Tahun ini diharapkan bisa ketemu. Karena biasa di-review lagi bisa naik. Mudah-mudahan bisa ketemu dengan permintaan masyarakat tahun ini," katanya.


Proyek ini akan dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan, dengan dukungan BUMN PT Pelindo II dan PT KAI. Targetnya proses pembebasan lahan hingga konstruksi akan tuntas pada 2015.


Jaringan rel kereta api logistik/kontainer yang menghubungkan antara Pelabuhan Tanjung Priok dengan Pelabuhan Peti Kemas hingga Tempat Penampungan Khusus (TPK) Koja, Jakarta Utara telah ada. Rel ini telah lama mati dan tidak digunakan untuk pengangkutan kereta api logistik, namun masih terputus alias belum sampai ke dalam pelabuhan.


(hen/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!