Punya Lahan Subur, Sawah di Jawa Paling Banyak Beralih Fungsi

Jakarta -Salah satu masalah utama di sektor pertanian Indonesia adalah sulitnya mencetak sawah baru terutama di kawasan subur seperti Pulau Jawa. Pada saat bersamaan, alih fungsi lahan atau konversi lahan pertanian cukup besar.

"Varietas tanah di Jawa sangat baik dan subur dibandingkan pulau lainnya di Indonesia," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir kepada detikFinance, Kamis (10/07/2014).


Hingga saat ini KTNA mencatat laju konversi lahan pertanian per tahunnya mencapai 100.000 hektar, mayoritas ada di Pulau Jawa. Sedangkan pemerintah hanya mampu mencetak sawah baru per tahun sebesar 40.000 hektar. Itu artinya ada defisit 60.000 hektar.


Salah satu cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk menutupi defisit lahan pertanian adalah dengan mencari lahan pertanian baru terutama di luar Pulau Jawa. Sayangnya varietas tanah di luar Pulau Jawa seperti Pulau Kalimantan, Sulawesi hingga Papua tidak sesubur Pulau Jawa.


"Makanya perlu adanya bioteknologi transgenik. Artinya padi bisa ditanam di tanah manapun seperti lahan gambut dan lahan rawa," imbuhnya.


Ia mencatat saat ini terdapat 33 juta hektar lahan rawa yang terdiri dari 13 juta hektar lahan rawa lebak, dan lahan rawa pasang surut sebanyak 20 juta hektar. Ada juga lahan gambut sebesar 15 juta hektar yang bisa dioptimalisasi menjadi sawah baru.


"Kalau cari lahan subur di Pulau Jawa untuk cetak sawah baru cukup sulit, makanya kita gunakan lahan marginal ini dengan menggunakan bioteknologi," katanya.


Sayangnya penggunaan bioteknologi di Indonesia masih 0%. Padahal di negara lain, bioteknologi dilakukan untuk menambah kapasitas produksi tanaman pangan.


"Jadi bibit bioteknologi diciptakan dan bisa ditanam di tanah manapun. Negara seperti Amerika mereka sudah kembangkan itu, jadi di sana nggak ada saluran air tetapi mengandalkan tadah hujan jadi benihnya disesuaikan dengan karakter tanah di sana. Negara lain seperti India dan Tiongkok serta Thailand sudah juga, kita maih 0%," paparnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!