Adalah Iwan yang setiap bulan ramadan berjalan di pasar bendungan hilir (benhil) Jakarta. Kepada detikFinance, Selasa (8/7/2014), ia bercerita suksesnya meraup keuntungan di bulan yang suci ini.
Usaha yang dilakoninya memang sudah turun temurun. Terhitung saat ia masih menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada 30 tahun yang lalu. Makanan yang dijual berupa gorengan, lontong, bihun, kolak pisang, biji salak dan kolang kaling dengan harga beragam dari Rp 2.000 sampai dengan Rp 10.000.
"Ini sudah 30 tahunan, usaha keluarga memang. Jadi anak menantu cucu saudara jauh semua ikut di sini," kata Iwan di tengah-tengah sibuk berjalan.
Iwan memang sangat memanfaatkan momen bulan puasa. Karena pada hari biasanya, ia berjualan ketupat sayur di tempat yang sama.
Jumlah pegawai pun sengaja diperbanyak. Bila untuk ketupat sayur hanya membutuhkan tiga orang, namun kali ini dibutuhkan sampai dengan 12 orang. Wajar, mengingat tingginya transaksi yang terjadi.
"Ramai banget, kalau biasa cuma 3 orang, ini kita sekarang 12 orang. Buka kita dari jam 14.00 WIB sampai dengan habis maghrib. Tapi jam 17.00 itu biasanya sudah habis," sebutnya.
Target pembeli adalah pekerja kantoran yang berada di sekitar lokasi. Menurutnya, orang lebih cenderung menyiapkan makanan berbuka saat perjalanan ke rumah. Selain itu juga banyak yang memilih untuk berbuka sebelum pulang ke rumah.
Pendapatannya yang diraup mencapai Rp 5-7 juta per hari. Naik empat kali lipat dibandingkan dengan berjualan ketupat sayur. Menurutnya, capaian tersebut sudah sebanding dengan kerja di bulan puasa.
"Sekitar Rp 5-7 juta atau empat kali lipat dari biasa," tukasnya.
(mkl/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
