Pengurangan Nozel BBM Subsidi Batal, Pengamat: Memang Tidak Efektif

Jakarta -Pemerintah akhirnya membekukan wacana pengurangan jumlah nozel bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 59 kota/kabupaten. Wacana yang bertujuan agar orang makin antre beli BBM subsidi tersebut dinilai tidak efektif.

Pengamat energi ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menilai memang tidak ada kesesuaian antara program, biaya, dan manfaat sehingga daripada dilanjutkan memang lebih baik dihentikan.


"Untuk mengurangi nozel pasti ada biaya. Sementara manfaatnya tidak signifikan, jadi buat apa?" ujarnya kepada detikFinance, Minggu (13/7/2014).


Komaidi menuturkan, untuk program ini pastinya melibatkan kalangan swasta karena tidak semua SPBU dimiliki oleh PT Pertamina (Persero). Dia meragukan swasta ingin mengeluarkan anggaran besar untuk program tersebut.


Sementara bila dibebankan ke APBN, menurutnya juga tidak relevan. Saat ini anggaran untuk belanja subsidi BBM sudah sangat besar.


"Kalau pengusaha sulit untuk membayar operasional. Terus kalau di APBN juga tidak mungkin dibebankan," katanya.


Hal yang sama, kata Komaidi, sebenarnya sudah terlihat dalam program Radio Frequency Identification (RFID). Sudah berjalan sekitar beberapa bulan, namun tidak ada dampak yang signifikan.Next


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!