Ini Patung Penari Bali dari Koin yang Harganya Rp 75 Juta

Jakarta -Bila anda berkunjung ke Pulau Dewata Bali, tentu tak asing dengan kerajinan patung berbentuk penari yang tersusun tumpukan koin logam tradisional Tiongkok. Patung-patung cantik bernilai seni tinggi ini bisa terjual hingga Rp 75 juta per buahnya.

Patung-patung itu juga bisa anda jumpai pada pameran yang digelar PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bertajuk Kampoeng BNI Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 17-20 Juli 2014


"Harganya bisa sampai Rp 75 juta untuk ukuran besar yang setinggi 1 meter 20 centimeter. Kalau yang kecil setinggi 80 centimeter, harganya Rp 25 juta. Yang lebih kecil lagi sekitar Rp 15 juta," ujar Koordinator Kampoeng BNI Desa Kamasan Gede Wedasmara kepada detikFinance, di sela pameran tersebut, Sabtu (19/7/2014).


Gede mengatakan, mahalnya harga yang ditawarkan sebanding dengan tingkat kesulitan pembuatan patung-patung tersebut.


Diceritakan Gede, sang pengrajin yang tak lain adalah rekannya di Desa Kamasan bernama I Gede Surya Atmaja, membutuhkan waktu hingga 1 bulan lamanya untuk merakit koin-koin ini menjadi satu buah patung utuh yang unik.


Bahan pembuat koinnya pun tak sembarangan, ada unsur logam mulia yakni emas yang menjadi material penyusunnya. "Nama bahannya itu Pancadatu atau lima bahan dasar. Terdiri dari emas, perak, kuningan, tembaga, besi. Dilebur kemudian dicetak. Satu cetakan bisa jadi 10 keping koin logam," paparnya.


Kepingan logamnya sendiri sepintas mirip dengan uang logam tradisional Tiongkok yang memiliki lubang di bagian tengahnya.


"Memang master-nya (desain dasarnya) itu dari uang logam Tiongkok. Karena kita pengrajin jadi kita buat saja, namanya pengrajin masa begini saja tidak bisa buat sendiri. Bahan dasarnya tadi juga merujuk ke bahan dasar aslinya, jadi bentuk dan teksturnya sama dengan uang tradisional Tiongkok," pungkas dia.


Karena sudah dikenal cukup lama, peminat kerajinan patung koin ini sendiri cukup beragam. "Yang dari lokal ada, yang dari mancanegara juga ada. Ini biasanya dijadikan dekorasi ruangan," sebutnya.


Dirinya berharap, kerajinan ini sendiri bisa terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai kekayaan budaya Indonesia yang tak dimiliki negara lain.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!