Selain Subsidi BBM, Guru Besar Ekonomi UI Sebut 2 'Tumor' di Ekonomi RI

Jakarta -M Ikhsan, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, menyebut bahwa subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagai 'tumor' yang mengganggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 'Tumor' ini harus segera diangkat oleh pemerintahan mendatang.

Selain subsidi BBM, Ikhsan menyatakan masih ada hal-hal lain yang menjadi 'tumor' bagi perekonomian. Pertama adalah kepastian investasi, dalam hal ini di bidang ketenagakerjaan.


Indonesia sudah memiliki UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. "Namun masalahnya dalam 10 tahun pemerintahan ini berjalan, tidak bisa men-deliver UU itu dengan baik," tegas Ikhsan saat ditemui di Gedung Danapala, Kementerian Keuangan,Jakarta, Selasa (15/7/2014).


Akibat ketidakpastian perburuhan, lanjut Ikhsan, cukup banyak investor yang hengkang dari Indonesia. Mereka melakukan relokasi industri ke Thailand, Vietnam, Tiongkok, Filipina, dan negara-negara lain. Padahal, sejumlah investor tengah membidik Indonesia sebagai sarana penanaman modal.


"Di saat Jepang meninggalkan Tiongkok, kita tidak bisa menangkap peluang itu. Yang untung Vietnam, padahal mereka tidak terlalu bagus. Tapi mereka ada komitmen. Filipina juga untung karena berhasil melakukan reform," papar Ikhsan.


'Tumor' kedua, tambah Ikhsan, adalah penurunan produksi pertanian. Ini terjadi ketika kebutuhan pangan semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk.


"Pertanian produksinya turun, nggak match dengan kebutuhan. Pemerintah campur tangan bukannya membantu, semua harga yang diatur pemerintah kacau balau. Daging contohnya," tegas Ikhsan.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!