RI 'Miskin' Kedelai, Tapi Jadi Raja Sawit dan Kopi

Jakarta -Ketergantungan negara Indonesia atas impor beberapa produk pangan dinilai masih cukup besar. Apalagi jumlah penduduk Indonesia setiap tahun terus bertambah.

Pengamat pertanian sekaligus Guru Besar Universitas Negeri Lampung Bustanul Arifin mengungkapkan, cukup sulit bagi Indonesia lepas dari ketergantungan impor pangan.


"Ada beberapa yang bisa (mandiri pangan), beberapa sulit," ungkap Bustanul kepada detikFinance, Jumat (18/07/2014).


Menurut Bustanul, ada beberapa produk pangan yang masih harus diimpor untuk waktu jangka panjang, seperti kedelai, susu, dan gandum. Ketiga produk tersebut sulit diproduksi di Indonesia, karena keterbatasan lahan pertanian.


Selain itu untuk kepentingan berjaga-jaga, Indonesia juga masih memerlukan impor padi, jagung, gula, dan daging sapi juga perlu dilakukan.


"Yang sulit itu kedelai 10 tahun masih akan impor, susu juga 5-10 tahun kita juga masih akan impor, gandum apalagi. Beras kita juga oke walaupun impor sedikit itu nggak apa-apa. Tetapi impor beras sensitif. Jadi yang bagus itu kita genjot, yang sulit harus pelan-pelan kita menatanya," tuturnya.


Sedangkan untuk beberapa produk pangan lainnya, Indonesia bisa berbangga karena menjadi raja di dunia. "Tetapi beberapa kita sudah oke seperti kelapa sawit kita jadi raja. Kopi dan kakao kita juga jadi raja," jelasnya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!