Pendapatan Hanya Rp 12 Juta/Tahun, Penyebab Jumlah Petani di RI Terus Berkurang

Jakarta -Jumlah petani di Indonesia terus berkurang dari tahun ke tahun. Saat ini jumlah rumah tangga petani (RTP) di Indonesia hanya mencapai 26,14 juta atau berkurang 5 juta RTP dibandingkan 2003.

Hal ini ditambah lagi dengan pertumbuhan jumlah petani baru yang dianggap kecil. Apa faktor utama dari fenomena ini?


"Tingkat kesejahteraan petani tergantung pendapatan. Kalau meningkat maka tingkat kesejahteraan petani juga meningkat. Secara sampel rumah tangga pertanian kita survei pendapatan petani sangat kecil," ungkap Direktur Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono saat berdiskusi tentang Sensus Pertanian 2013 di Hotel Swissbell, Jalan Kartini Raya, Mangga Besar, Jakarta, Kamis (11/09/2014).


Menurut Adi, pendapatan petani dari sektor pertanian per tahun hanya mencapai Rp 12,41 juta per RTP. Apabila dihitung rata-rata pendapatan bulanan, jumlah itu lebih rendah daripada UMP terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sebesar Rp 1,2 juta per bulan.


Bahkan sumber pendapatan petani juga disumbang dari sektor usaha lain di luar sektor pertanian sebesar 13,46%. Begitu pula pendapatan dari menjadi buruh tani menyumbang 6,85% lalu adapun yang bersumber dari buruh di luar sektor pertanian menyumbang 20,56%.


"Dibandingkan sektor lainnya upah yang didapat petani memang masih kecil. Kalau indikator lainnya seperti nilai tukar petani jika pendapatan lebih besar 2% saja tetapi inflasi naik 3% petani ini tidak akan pernah sejahtera," imbuhnya.


Ditambah lagi mayoritas tenaga kerja di sektor pertanian rata-rata berusia 49-50 tahun. Sebagian besar tamatan pendidikan petani adalah sekolah dasar (SD) dan tidak tamat SD. Sehingga faktor semacam inilah yang menjadi penyebab sulitnya menekan angka kemiskinan di Indonesia adalah karena petani sudah berusia lanjut dan berpendidikan rendah.


"Kalau memang dari sisi pendidikan dia (petani) itu rendah sehingga pendapatan juga terdorong rendah. Pendapatan petani relatif rendah dibandingkan sektor lainnya," katanya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!